Superbank Disebut Bakal IPO, Cari Valuasi Rp 32,6 Triliun
Bank digital kongsi Grab dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), Superbank, dikabarkan bakal mencatatkan sahamnya melalui initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam waktu dekat. Bank digital itu mencari valuasi US$ 1,5 miliar sampai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 32,6 triliun (kurs: 16.300 per dolar AS) dalam IPO tersebut.
Berdasarkan laporan Bloomberg yang mengutip sumber yang tak disebutkan namanya, Superbank yang merupakan entitas konglomerasi bisnis Emtek ini tengah mencari penasihat keuangan untuk membantu potensi penjualan sahamnya. Perusahaan diperkirakan dapat mengumpulkan dana segar antara US$ 200 juta (Rp 3,26 triliun) hingga US$ 300 juta (Rp 4,89 triliun) dalam IPO ini. Perusahaan yang berbasis di Jakarta ini mengejar valuasi antara US$ 1,5 miliar (Rp 24,46 triliun) hingga US$ 2 miliar (Rp 32,6 triliun) dalam penawaran umum perdana (IPO).
Rencana ini masih dalam tahap awal dan belum tentu mencapai kesepakatan. Sumber Bloomberg yang tak disebutkan namanya itu menyebut rincian terkait nilai penawaran IPO Superbank masih bisa berubah.
Perwakilan dari Emtek dan Singtel belum merespons kabar ini. Sementara itu, Grab dan Kakao Bank menolak berkomentar. Kepala keuangan korporat dan hubungan investor Super Bank, Ekaputra Aditya, menyatakan perusahaan tidak dapat menanggapi rumor atau spekulasi.
Kinerja Superbank Membaik
Investment Analyst Lead Stockbit Sekuritas, Edi Chandren, menyatakan EMTK memiliki 31,27% saham di Superbank per 30 September 2024. Apabila rencana IPO dengan valuasi yang disebutkan sebelumnya terealisasi, kepemilikan saham EMTK di Superbank bisa bernilai antara US$ 469 juta hingga US$ 625 juta atau sekitar Rp 7,6 triliun hingga Rp 10,1 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.200 per dolar AS).
Edi mengatakan nilai kepemilikan saham Emtek di Superbank setara dengan 23% hingga 30% dari kapitalisasi pasar konglomerasi itu, pada Selasa (14/1). Di samping itu, Superbank sendiri melaporkan laba komprehensif sebesar Rp 15,2 miliar per 30 September 2024.
“Angka itu membaik dibandingkan rugi komprehensif sebesar Rp 385,9 miliar per 31 Desember 2023,” tulis Edi dalam risetnya, Selasa (14/1).
Emtek memiliki beragam bisnis di sektor media, digital, perawatan kesehatan, teknologi, infrastruktur digital, dan jasa keuangan. Harga saham emiten berkode EMTK itu telah turun sekitar 8% dalam setahun terakhir, dengan nilai pasar sekitar US$ 1,9 miliar (Rp 30,98 triliun).
Super Bank, yang didukung oleh Emtek, Grab Holdings Ltd., Singapore Telecommunications Ltd. (Singtel), dan Kakao Bank Corp., didirikan pada tahun 1993 dengan nama PT Bank Fama International. Bank tersebut mulai beroperasi sebagai bank digital pada 2023.