Ancol (PJAA) Angkat Cak Lontong - Irfan Setiaputra Jadi Komisaris, Ini Profilnya


PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mengumumkan pengangkatan Lies Hartono atau Cak Lontong ditunjuk menjadi komisaris. Selain itu PJAA juga mengangkat Irfan Setiaputra menjadi Komisaris Utama.
Pengangkatan Cak Lontong dan Irfan disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang telah digelar. Adapun Irfan akan menggantikan Luntungan Honoris sebagai komisaris utama.
“Perseroan menyampaikan keterbukaan informasi bahwa Perseroan pada tanggal 25 April 2025 telah menerima surat permohonan pengunduran diri, sebagai berikut Bapak Luntungan Honoris selaku Komisaris Utama Perseroan, Bapak Edwyn Lim selaku Komisaris Perseroan,” tulis keterbukaan informasi PJAA seperti dikutip Senin (28/4).
Bagaimana profil Cak Lontong dan Irfan yang menjadi komisaris utama PJAA yang baru?
Profil Cak Lontong
Memiliki nama lengkap Lies Hartono, Cak Lontong lahir di Magetan, Jawa Timur. Terkenal karena profesinya sebagai pelawak dan presenter, karir pria kelahiran tahun 1970 ini memulai karirnya dalam grup lawak Ludruk Cap Toegoe yang bertempat di Surabaya.
Ia juga menjadi panelis di kompetisi Indonesia Lawak Klub. Pembeda lawakan Cak Lontong dengan pelawak lainnya adalah salam pembukanya “salam lemper”.
Sementara nama Lontong itu dia dapatkan karena ketika masa kecil tubuhnya kurus dan tinggi sehingga menyerupai lontong. Selain di dunia hiburan, karir Cak Lontong juga merambah ke dunia politik.
Pada 2024 Cak Lontong dipercayakan menjadi Ketua Tim Pemenangan Calon Gubernur Jakarta Pramono Anung-Rano Karno dalam kontes Pilkada Jakarta.
“Seperti kami katakan sebelumnya Ketua Tim Pemenangan pasti di luar dugaan semua, yaitu Cak Lontong,” kata calon Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung pada Kamis (5/10) seperti dikutip dari Antara.
Profil Irfan Setiaputra
Irfan mengawali karirnya dalam perusahaan berbasis teknologi seperti IBM dan LinkNet. Pada 2009 ia dipercaya oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Sofyan Djalil menjadi direktur utama INTI. Tak lama, setelah tiga tahun menjabat Irfan memutuskan mengundurkan diri.
Pria yang lahir di Jakarta ini juga pernah memimpin PT Titan Mining Indonesia dari Agustus 2012 hingga Juni 2014. Ia kemudian menjadi Chief Executive Officer PT Cipta Kridatama pada Juli 2014 hingga Mei 2017.
Tak hanya itu, Irfan juga memangku jabatan sebagai direktur umum PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengalahkan Ignasius Jonan. Namun pertengahan tahun lalu, posisinya digantikan oleh Wamildan Tsani dari maskapai penerbangan Lion Air.
Selain pengangkatan komisaris baru, PJAA juga melaporkan tahun buku 2024 dengan pembagian dividen sebesar Rp 24 per lembar saham senilai Rp 38,4 miliar atau 21,60 persen dari laba bersih.