Laba BRMS Melonjak 296% di Kuartal I, Bersiap Garap Harta Karun Emas Mulai 2027
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) membukukan laba bersih sebesar US$ 14,85 juta atau setara Rp 248,92 miliar pada kuartal I 2024. Capaian ini melonjak 296% year on year (yoy) atau hampir tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 3,75 juta atau setara Rp 62,88 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia, lonjakan laba sejalan dengan kenaikan pendapatan hingga 212% menjadi US$ 63,31 juta atau Rp 1,06 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan emiten yang terafiliasi dengan Grup Bakrie ini berada di angka US$ 20,32 juta Rp 340,69 miliar.
Tak hanya pendapatan, kinerja operasional pun membaik signifikan dengan laba usaha tercatat sebesar US$27,58 juta. Jumlah ini melesat 453% dibandingkan kuartal I 2024 yang sebesar US$4,99 juta.
Merujuk laporan keuangan, lonjakan kinerja ini ditopang oleh peningkatan volume penjualan emas sebesar 128%, dari 9.623 ons menjadi 21.922 ons. Selain itu, rata-rata harga jual emas (ASP) juga meningkat 35% menjadi US$2.809 per ons, dibandingkan periode sebelumnya US$2.083 per ons.
Direktur & Chief Financial Officer BRMS, Charles Gobel, mengatakan selama periode kuartal pertama 2025, pendapatan, laba usaha dan laba bersih masing-masing meningkat sebesar 212%, 453%, dan 296% dari periode yang sama tahun lalu.
“Hasil keuangan yang membaik tersebut disebabkan oleh peningkatan produksi emas dari anak perusahaan kami di Palu (PT Citra Palu Minerals ((CPM)) dan harga jual emas yang lebih tinggi,” ucap Charles dalam keterangan resmi yang dikutip Selasa (29/4).
Presiden Direktur & CEO BRMS, Agus Projosasmito, menyampaikan saat ini perusahaan tengah mengolah bijih emas dari area tambang terbuka di Poboya, Palu dengan kadar rata-rata sekitar 1,5 gram per ton. Tak hanya itu, ia menyebut dengan dukungan dari mitra kontraktor, PT Macmahon Indonesia (MMI), BRMS menargetkan untuk mulai menambang cadangan emas dari prospek tambang bawah tanah di lokasi yang sama pada paruh kedua 2027.
Lebih jauh Agus mengatakan, tambang bawah tanah tersebut diperkirakan memiliki kadar emas yang jauh lebih tinggi, yakni mencapai 4,9 gram per ton. “Yang akan menghasilkan pertumbuhan produksi yang signifikan bagi BRMS pada akhir 2027 atau awal 2028/ atau awal tahun 2028,” ujar Agus.
