Bank Sampoerna Bukukan Laba Bersih Rp 5,3 Miliar di Kuartal I, Apa Penopangnya?
PT Bank Sahabat Sampoerna mencatatkan laba bersih sebesar Rp 5,3 miliar pada kuartal pertama tahun buku 2025. Pertumbuhan ini terjadi di tengah kesulitan industri perbankan akibat permasalahan geopolitik ekonomi global.
Chief Executive Officer Bank Sampoerna Ali Yong mengatakan tekanan ekonomi global disinyalir dapat dapat menurunkan kinerja keuangan perbankan yang diprediksi akan mempersulit pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Adapun beririsan dengan fokus utama portofolio Bank Sampoerna yang menyasar pembiayaan dan pemberdayaan UMKM.
Ali juga memperkirakan kondisi pelik ini tetap berlanjut hingga akhir tahun. Meski begitu, ia mengatakan Bank Sampoerna tetap optimis terus mendukung pemberdayaan UMKM.
“Kami terus berkomitmen untuk mendukung UMKM yang kami jalankan dengan memanfaatkan teknologi digital dan kolaborasi dengan berbagai mitra strategis,” kata Ali dalam keterangan resmi dikutip Jumat (16/5).
Dalam rentang Januari hingga Maret 2025, Bank Sampoerna telah memberikan pembiayaan kepada UMKM sebesar 63% atau Rp 7,4 triliun dari total pembiayaan sebesar Rp 11,9 triliun. Adapun total pembiayaan ini meningkat tipis sebesar 2% dibandingkan pembiayaan periode yang sama secara year on year (yoy).
Direktur Finance & Business Planning Bank Sampoerna Henky Suryaputra menyatakan berdasarkan kebutuhan likuiditas Bank Sampoerna, akumulasi dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 13,4 triliun. Sekitar 20% dari DPK berbentuk rekening tabungan dan giro (current & saving account/ CASA). Jumlah ini meningkat 4,4% dibandingkan periode tahun lalu sebesar Rp 12,9 triliun.
“Peningkatan ini juga sejalan dengan peningkatan DPK keseluruhan industri perbankan yang pada periode yang sama meningkat sebesar 4,7%,” kata Henky.
Bank Sampoerna melakukan pemberdayaan UMKM melalui pemberian jasa perbankan atau Bank as a Service (BaaS). BaaS terdiri dari jasa pemanfaatan virtual account, pembayaran via QRIS dan transfer dana melalui kerja sama mitra.
Sepanjang kuartal pertama 2025 jumlah transaksi Bank Sampoerna sebesar 46 juta transaksi dengan total volume mencapai Rp 30 triliun. Total volume ini meningkat tujuh kali lipat dari volume transaksi secara yoy dengan ditopang banyaknya transaksi menggunakan QRIS.
Selain didongkrak oleh pertumbuhan transaksi, capaian Bank Sampoerna juga disokong oleh fundamental dan likuiditas yang solid. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) meningkat 28,4%. Sementara likuiditas meningkat 88,4%.
Mengutip informasi dari laman resmi Bank Sampoerna, bank ini mulai berdiri sejak September 1990 dengan nama PT Dipo International Bank. Kemudian pada Februari 1996, nama Bank berubah menjadi PT Bank Dipo Internasional.
Sebagai pemegang dan pengendali saham, PT Pahalamas Sejahtera kemudian menjual saham PT Bank Dipo Internasional kepada Grup Sampoerna Strategic melalui Orient Distributions Network Private Limited. Saat ini, pemegang utama Bank Sampoerna adalah PT Sampoerna Investama yang terafiliasi dengan Sampoerna Strategic Group. Saham yang digenggamnya sebesar 57,3%.
Perubahan nama kembali terjadi pada 2011. Nama PT Bank Dipo Internasional berganti menjadi PT Bank Sahabat Sampoerna.
