Ramai Emiten Gelar Private Placement, PALM, ACST, dan FAST Bagaimana Prospeknya?
Sejumlah emiten berencana melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement. Analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji mengatakan private placement umumnya dilakukan perseroan untuk menambah modal dana yang dapat mengembangkan bisnisnya.
Private placement adalah aksi korporasi yang dilakukan perusahaan dengan menjual sahamnya kepada investor atau lembaga keuangan untuk ekspansi bisnis. Dalam penjualan saham, emiten tidak memerlukan hak para pemegang saham lama untuk menyerap saham baru yang akan diterbitkan.
Namun aksi private placement berbeda dengan right issue. Meskipun kedua aksi korporasi ini memiliki tujuan yang sama, yakni mencari penambahan modal usaha, right issue akan memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk menyerap saham baru yang akan diterbitkan sesuai dengan rasio yang telah ditentukan perseroan.
Nafan menyatakan aksi korporasi ini cukup efektif untuk melakukan ekspansi. “Seperti PALM untuk membeli saham di pusat SDA,” kata Nafan kepada Katadata, seperti dikutip Senin (19/5).
Lebih lanjut, Nafan mengatakan aksi ini akan mempengaruhi likuiditas perusahaan dan pergerakan harga sahamnya. Sebab, saat melakukan private placement, biasanya perusahaan akan mengundang para investor.
“Dari pergerakan harga saham itu sendiri. Karena mereka juga menarik perhatian daripada binatang investor,” ujarnya.
Deret Emiten yang Akan Melakukan Private Placement
Private Placement PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM)
PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM) akan menggelar PMHEMTD sebanyak-banyaknya 1,57 miliar lembar saham baru atau sebesar 10% dari jumlah modal yang disetor per Jumat (9/5).
Merujuk keterbukaan informasi yang disiarkan perseroan melalui Bursa Efek Indonesia, saham baru yang berjumlah sebanyak-banyaknya 1,57 miliar tersebut dihargai Rp 15 per lembar saham. Adapun total modal dasar PALM sebesar Rp 426 miliar, modal ditempatkan Rp 236 miliar dan modal disetor Rp 236 miliar.
“Pelaksanaan PMTHMETD akan tergantung dan tunduk pada serta akan dilakukan jika telah diperolehnya persetujuan dari RUPS Perseroan dengan mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia,” tulis manajemen PALM dalam keterangan resmi dikutip, Rabu (14/5).
Rencana private placement ini akan berlangsung bulan depan, dengan rincian agenda yakni, recording date pemegang saham yang berhak hadir dalam RUPS dijadwalkan pada 26 Mei 2025. Selanjutnya, pemanggilan RUPS kepada para pemegang saham melalui situs web BEI, situs web eASY.KSEI dan situs web PALM dijadwalkan pada 27 Mei 2025. Kemudian RUPS akan digelar pada 18 Juni 2025.
Jika PMTHMETD berhasil digelar dan seluruh saham baru terserap, maka struktur kepemilikan saham ikut berubah. PT Provident investasi sebelumnya menggenggam 58,02% dari total seluruh saham akan tergerus menjadi 52,74% sementara porsi publik berkurang dari 8,55% menjadi 7,77%.
Rencana PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST)
PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) berencana menghimpun dana segar senilai Rp 80 miliar melalui skema private placement. Aksi ini dilakukan untuk memperbaiki posisi keuangan perseroan yang saat ini mencatatkan modal negatif.
Pengelola jaringan restoran cepat saji KFC di Indonesia ini meminta penambahan modal dari dua emiten pemegang saham utamanya. Yaitu PT Gelael Pratama dan anak usaha milik Grup Salim PT Indoritel Makmur International Tbk (DNET).
“Pemodal adalah PT Gelael Pratama dan PT Indoritel Makmur International Tbk yang masing-masing akan melakukan penyetoran modal kepada Perseroan secara proporsional melalui PMTHMETD,” tulis manajemen FAST dalam keterbukaan informasi yang dikutip Jumat (16/5).
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, sebelum melaksanakan aksi private placement ini, FAST terlebih dahulu meminta persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar hari ini, Jumat (16/5). Dalam rencananya, FAST akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 533,33 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 150 per saham.
“Saham baru akan memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal termasuk hak atas dividen dengan saham perseroan lainnya,” kata manajemen.
Prospek PT Acset Indonusa Tbk (ACST)
Anak usaha Grup Astra, PT Acset Indonusa Tbk (ACST) juga akan menerbitkan saham baru sebanyak 5 miliar lembar saham dengan nominal Rp 100 per lembar saham. Jumlah saham ini mewakili 39% dari jumlah seluruh saham yang disetor penuh setelah aksi korporasi ini.
Mengutip keterbukaan informasi di BEI, sebagai pemegang saham utama, PT Karya Supra Perkasa (KSP) akan menjadi menjadi pihak yang mengambil saham baru tersebut. Menurut manajemen ACST, berdasarkan laporan keuangan tahun buku 2024, dicatatkan ekuitas emiten kontraktor ini negatif. aksi korporasi ini dilakukan karena perseroan mencatatkan ekuitas negatif.
“Pelaksanaan PMTHMETD ini bukan merupakan transaksi benturan kepentingan sebagaimana diatur dalam POJK 42/2020 mengingat tidak ada perbedaan kepentingan ekonomis perusahaan dengan kepentingan ekonomis KSP yang dapat merugikan perusahaan,” tulis manajemen ACST dalam keterangan resmi dikutip Senin (19/5).
Pelaksanaan private placement akan dilangsungkan dengan rincian penerbitan saham baru pada 15 Mei 2025, pencatatan saham baru pada 16 Mei 2025 dan pengumuman hasil pelaksanaan private placement dijadwalkan hari ini , Senin (19/5).
