Bedah Laporan Keuangan J Resources (PSAB), Sahamnya Melesat 72% Pekan Ini
Harga saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) melesat 72% sejak awal pekan ini. PSAB membukukan kenaikan laba hampir empat kali lipat mencapai US$ 16,5 juta atau Rp 267 miliar (kurs Rp 16.300 per Dolar AS) pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan kuartal I 2024.
Mengutip laporan yang dipublikasikan perseroan pekan lalu, laba bersih emiten tambang emas ini naik dari US$ 4,5 juta menjadi US$ 16,5 juta. Namun, kenaikan ini bukan ditopang oleh lonjakan penjualan.
PSAB mencatat penjualan hanya naik 6% dari US$ 62,8 juta menjadi US$ 66,7 juta. Namun, beban pokok penjualan turun hingga 30% dari US$ 38,1 juta menjadi US$ 26,9 juta.
Salah satu yang menekan beban pokok penjualan adalah biaya produksi yang turun dari US$ 32 juta menjadi US$ 39 juta. Ini terutama dipengaruhi oleh biaya pertambangan yang turun dari US$ 17,9 juta menjadi US$ 13,8 juta dan biaya keamanan atau safety dari US$ 1,4 juta menjadi US$ 468 ribu.
Selain itu, komponen bijih di dalam stockpile atau yang disimpan sementara pada tahun ini justru berhasil mengurangi beban pokok penjualan sebesar US$ 122 ribu. Ini berbanding terbalik dibandingkan pada 2024 yang menambah beban US$ 9 juta.
Selain komponen-kompenen biaya produksi yang turun, ada pula pengaruh dari selisih kurs. Perusahaan mendapatkan keuntungan atas selisih kurs dari US$ 3,7 juta menjadi US$ 6,9 juta.
Di sisi lain, total aset perusahaan justru tercatat turun dari US$ 866,7 juta pada akhir tahun lalu menjadi US$ 862,7 juta. Namun, aset lancar bertambah dari US$ 130 juta menjadi US$ 133 juta.
PSAB juga mencatatkan liabilitas turun dari US$ 464 juta menjadi US$ 444 juta. Sedangkan ekuitas naik dari US$ 402 juta menjadi US$ 418 juta.
Gerak Saham PSAB
Harga saham PSAB naik selama tiga hari berturut-turut pada pekan ini mencapai 72% dan ditutup di level 540 pada perdagangan hari ini. Harga sahamnya bahkan sempat menyentuh level 590.
Berdasarkan data Stockbit, saham PSAB ditransaksikan sebanyak 469 juta saham senilai Rp 262 miliar. Adapun pada pekan ini, saham emiten tambang ini telah ditransaksikan lebih dari 2 miliar saham dengan nilai hampir Rp 1 triliun.
Berdasarkan data 2-3 Juni, terlihat pergerakan sahamnya didominasi oleh investor domestik. Investor asing hanya mencatatkan transaksi beli Rp 230 miliar dan jual Rp 104 miliar sehingga terjadi beli bersih Rp 127 miliar. Padahal pada waktu yang sama, total transaksi mencapai Rp 1,7 triliun.
