Adu Cuan Emiten Grup Tancorp: AVIA, CLEO hingga MERI, Siapa Paling Unggul?
Emiten-emiten terafiliasi konglomerat Hermanto Tanoko telah melaporkan laporan kinerja keuangan perseroan pada paruh pertama 2025. Gurita bisnis milik Hermanto meliputi berbagai sektor, mulai dari produsen cat tembok melalui PT Avia Avian Tbk (AVIA) hingga yang paling baru melantai di BEI dan bergerak di sektor pendidikan, yakni PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI).
Adapun Hermanto menjadi pemegang saham signifikan di MERI dengan kepemilikan sebesar 18,75% melalui PT Tancorp Investama Mulia.
Selain itu, konglomerat ini memiliki bisnis air mineral merek Cleo melalui PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), serta pengembangan jasa dan pengelolaan properti real estate, PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE). Berikut Kinerjanya:
Laba Menyusut, Tapi Ekspansi AVIA Jalan Terus
Perusahaan produksi cat tembok merek Avian PT Avia Avian Tbk (AVIA) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 782,53 miliar selama rentang Januari hingga Juni 2025. Torehan ini menyusut 3,17% jika dibandingkan dengan laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp 808,24 miliar.
Meski demikian, Avian mampu membukukan kenaikan pendapatan dari Rp 3,62 triliun menjadi Rp 3,88 triliun. Sedangkan beban pokok penjualan pada periode yang sama naik dari Rp 1,99 triliun menjadi Rp 2,21 triliun.
Pendapatan neto tersebut didapatkan berdasarkan kategori pelanggan yaitu, pihak ketiga sebesar Rp 3,85 triliun dan pihak berelasi sebesar Rp 27,64 miliar.
Merujuk keterangan resmi perseroan, tumbuhnya pendapatan neto didorong oleh pertumbuhan di kedua segmen utama, yaitu solusi arsitektur dan barang dagangan. Volume penjualan pada segmen solusi arsitektur (cat dekoratif) tumbuh sebesar 10,4%.
“Kami percaya bahwa inovasi adalah fondasi utama dalam mempertahankan daya saing dan memperluas pangsa pasar, terutama di tengah tantangan ekonomi,” ujar Kepala Hubungan Investor Avian Brands Andreas Hadikrisno.
Dalam aksi korporasi teranyar, AVIA baru saja mengumumkan aksi korporasi terbaru. Melalui anak usaha PT Tirtakencana Tatawarna, AVIA berencana membuka 6 pusat distribusi hingga akhir tahun.
Pada Agustus ini, perseroan telah membuka 2 distribusi baru yang berlokasi di Tangerang dan Malang. Hingga saat ini, perseroan telah memiliki 145 pusat distribusi di seluruh Indonesia.
“Kedua pusat distribusi yang baru ini adalah pecahan dari pusat distribusi sebelumnya, karena kami melihat besarnya potensi di Tangerang dan Malang. Harapannya kami dapat semakin sigap memenuhi kebutuhan konsumen kami,” ujar Finance Director PT Tirtakencana Tatawarna Johnny Lukas dalam keterangan resmi dikutip Jumat (8/8).
Laba CLEO Turun 9,70%
Emiten produksi air mineral merek Cleo, Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) membukukan laba Rp 207,54 miliar sepanjang semester pertama 2025. Torehan itu turun 9,70% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp 229,84 miliar.
Sama dengan AVIA, CLEO juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan selama enam bulan pertama 2025. Penjualan bersih CLEO tumbuh 5,42% menjadi Rp 1,36 triliun dari Rp 1,29 triliun secara year on year (yoy). Beban pokok penjualan juga naik menjadi Rp 583,13 miliar dari Rp 537,35 miliar.
Dari segmen penjualan, pendapatan CLEO diperoleh dari penjualan botol sebesar Rp 748,18 miliar, penjualan bukan botol sebesar Rp 586,17 triliun dan pendapatan lain-lain sebesar Rp 31,74 miliar.
RISE Catatkan Pertumbuhan Laba 282%
Dari usaha pengembangan jasa dan pengelolaan properti real estate, Jaya Sukses Makmur Sentosa (RISE) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 33,09 miliar pada paruh pertama 2025. Angka tersebut melesat 282,98% dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 8,64 miliar secara tahunan.
Pertumbuhan laba tersebut salah satunya dimotori oleh naiknya pendapatan perseroan sebesar 51,80% menjadi Rp Rp 213,92 miliar dari Rp 140,92 miliar dalam periode yang sama tahun lalu. Peningkatan pendapatan RISE didorong oleh pendapatan penjualan apartemen sebesar Rp 101,22 miliar, penjualan gudang dan rumah toko sebesar Rp 12,99 miliar dan penjualan townhouses sebesar Rp 3,25 miliar. Sementara itu, RISE tidak mendapat hasil penjualan dari segmen kondotel dan ruang kantor pada semester ini.
Pendapatan RISE diperoleh dari bisnis hotel sebesar Rp 82,80 miliar serta pendapatan penyewaan sebesar Rp 8,75 miliar. Lalu dari penyewaan pihak berelasi sebesar Rp 4,89 miliar. Namun, pendapatannya juga kian menebal menjadi Rp 7,09 miliar dari Rp 1,41 miliar secara yoy.
