Diastika (CHEK) Gandeng Emiten Hong Kong Luncurkan Teknologi Deteksi Dini Kanker

Karunia Putri
20 Agustus 2025, 13:41
 PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK)
PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK)
PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Emiten distributor alat kesehatan, PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK) menggandeng perusahaan bioteknologi asal Hong Kong, MIRXES meluncurkan teknologi berbasis blood-based microRNA dan multi-omics test guna mendeteksi dini kanker di Indonesia. Kerja sama ini tertuang dalam penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara CHEK dan MIRXES. 

MIRXES merupakan anak usaha MIRXES Holdings Limited. Perusahaan tersebut tercatat di Bursa Efek Hong Kong dan menjadi perusahaan bioteknologi pertama asal Asia Tenggara yang berstatus unicorn. 

Perusahaan ini dikenal sebagai pionir teknologi miRNA dan telah mengembangkan blood test kit non-invasif yang akurat. Perangkat ini sudah mendapatkan persetujuan sebagai metode deteksi dini kanker lambung pertama di dunia.

Merujuk keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan kepada Bursa Efek Indonesia, Direktur Utama CHEK, Yoshua mengatakan, teknologi ini sebelumnya belum tersedia di Indonesia. Menurutnya, kolaborasi dengan MIRXES dipandang efektif sebagai solusi pendeteksi dini kanker.

“Dengan metode blood-based microRNA dan multi-omics test, risiko atau kemungkinan adanya kanker dapat terdeteksi bahkan sebelum memasuki stadium 1,” ujar Yoshua dalam keterbukaan informasi BEI dikutip Kamis (20/8).

Ia menambahkan, sebagian besar pasien kanker stadium awal tidak menunjukkan gejala. Akibat keterlambatan diagnosis, banyak pasien baru mengetahui penyakitnya pada stadium lanjut ketika peluang hidup semakin kecil.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2022, Indonesia mencatat lebih dari 350 ribu kasus kanker baru setiap tahun dengan tingkat mortalitas mencapai 70%. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding rata-rata global yang berada di level 60%. Hanya sekitar 15% pasien kanker lambung atau paru-paru yang terdeteksi pada stadium awal.

CHEK berharap inovasi ini dapat memberi sentimen positif bagi investor dan pelaku industri kesehatan. Perseroan juga menilai teknologi ini akan dapat mendukung program pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2025–2029, khususnya penguatan skrining penyakit tidak menular. 

Inisiatif ini juga selaras dengan target Indonesia Sehat 2030, terutama dalam meningkatkan kapasitas deteksi dini kanker secara nasional.

Selain memberi kontribusi terhadap kesehatan masyarakat, Yoshua optimistis teknologi ini juga akan berdampak pada kinerja perusahaan. Ia mengatakan distribusi tes kanker tersebut dapat menambah pendapatan CHEK hingga mendorong pertumbuhan tahunan sekitar 20% ke depan.

Kinerja Keuangan CHEK Semester 1 2025

Sepanjang semester pertama 2025, Diastika Biotekindo mencatatkan bersih tahun berjalan sebesar Rp 5,25 miliar. Angka tersebut berbalik dari kondisi keuangan perseroan pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatatkan rugi sebesar Rp 1,46 miliar.

Pendapatan CHEK juga tercatat meningkat 26,69% menjadi Rp 78,31 miliar dari Rp 61,81 miliar pada semester pertama tahun 2024. Seiring dengan meningkatnya pendapatan perseroan, beban pokok CHEK juga menebal dari Rp 41,90 miliar menjadi Rp 48,59 miliar.

CHEK resmi mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO) di BEI pada Kamis (10/7) lalu. Perseroan melepas 815 juta saham baru dengan harga penawaran Rp 128 per saham. Dari aksi ini CHEK meraup dana segar hingga Rp 104,32 miliar.




Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...