Aksi WIFI Usai Digenggam Hashim: Dirikan Anak Usaha hingga Rights Issue Jumbo

Karunia Putri
1 Oktober 2025, 15:46
WIFI, hashim, hashim djojohadikusumo,
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Emiten PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge giat melakukan beragam aksi korporasi usai masuknya adik Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo pada Desember 2024 lalu. Hashim masuk ke WIFI melalui akuisisi 45% saham induk usaha Surge, PT Investasi Sukses Bersama.

Pada pekan ini, Surge baru saja mengumumkan pendirian anak usaha baru bernama PT Solusi Sinergi Borneo (SSB). Anak usaha Surge yang berlokasi di Pontianak ini bergerak di bidang internet service provider, perdagangan peralatan telekomunikasi dan perdagangan berbagai macam barang.

Adapun komposisi kepemilikan saham SBB antara lain, 70% dimiliki oleh WIFI dan sisanya, 30% dimiliki oleh PT Sinergi Integrasi Borneo.

“Dapat disampaikan bahwa  transaksi tersebut dapat menunjang perluasan dan ekspansi grup perseroan,” tulis Direktur WIFI Shannedy Ong dikutip dalam keterbukaan informasi BEI, Rabu (1/10).

Pendirian anak usaha dilakukan Surge usai perseroan melepas saham atau divestasi tiga anak usahanya sekaligus. Ketiga perusahaan tersebut ialah PT Aspek Media Indonesia (AMI), PT Ini Kopi Indonesia (IKI) dan PT Integrasi Media Terkini (IMT).

Aksi divestasi  ini dilakukan melalui anak usahanya, PT Kreasi Kode Digital (KKD) yang melepas seluruh kepemilikan sahamnya di IKI kepada PT Investasi Gemilang Maju (IGM). Nilai transaksi mencapai Rp 594 juta yang dilaksanakan pada 19 dan 24 September 2025.

Surge kemudian mengalihkan kepemilikan saham di IMT kepada IGM senilai Rp 599 juta. Perjanjian jual beli saham juga ditandatangani pada tanggal yang sama. Terakhir, perseroan melepas sahamnya di AMI kepada IGM dengan nilai transaksi Rp 599 juta.

Seperti dua transaksi sebelumnya, kesepakatan dituangkan dalam perjanjian bertanggal 19 dan 24 September 2025. Adapun jika dikalkulasikan, total transaksi tersebut senilai Rp 1,79 miliar.

“Dengan adanya perubahan akta tersebut, tidak ada dampak signifikan terhadap perseroan,” ujar Shannedy.

Tak hanya itu, WIFI juga tengah bersemangat melaksanakan berbagai aksi korporasi untuk menunjang kinerja bisnisnya. Perusahaan, antara lain berencana membangun jaringan internet di jalur kereta Jawa hingga mengikuti lelang frekuensi 1,4 GHz melalui anak usahanya PT Telemedia Komunikasi Pratama.

Jaringan telekomunikasi ini baru tuntas menggelar right issue dengan membidik dana hingga Rp 5,89 triliun yang akan digunakan untuk membangun jaringan internet di jalur kereta Jawa. Lewat right issue ini, perseroan menerbitkan 2,94 miliar saham baru setara dengan 55,56% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Adapun harga pelaksanaan right issue tersebut adalah Rp 2.000 per saham.

Merujuk laporan pelaksanaan right issue, Ficomindo Buana Registrar mencatat terdapat 601,43 juta lembar saham yang telah ditebus oleh para pemegang saham pada hari terakhir pelaksanaan. Dengan begitu, per 16 Juli 2025 jumlah saham WIFI yang beredar mencapai 5,08 miliar lembar.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Katadata.co.id, pemesanan saham tambahan right issue WIFI diminati oleh investor di pasar modal. "Right Issue WIFI sampai oversubscribe,” ujar salah satu sumber di pasar modal.

Direktur Utama WIFI Yune Marketa menjelaskan, penambahan modal lewat right issue menjadi bukti bahwa model bisnis perusahaan tidak hanya tumbuh, tapi juga berkelanjutan. Ia menyebut, perusahaan membangun kolaborasi strategis dengan lebih dari 400 ISP lokal, sebagian besar merupakan pelaku UMKM untuk menghadirkan 400 homepass di 400 stasiun kereta api.

Selanjutnya, perseroan berencana mengucurkan belanja modal atau capital expenditure (capex) mencapai Rp 3,5 triliun untuk membangun jaringan internet di sepanjang jalur kereta api (KA) di Pulau Jawa.

Direktur Solusi Sinergi Digital, Shannedy Ong, menyampaikan, belanja modal perseroan didukung oleh suntikan dana Rp 1 triliun dari perusahaan infrastruktur dan layanan telekomunikasi asal Jepang, NTT East. Sedangkan sisanya sebesar Rp 2,5 triliun, diperoleh melalui penerbitan obligasi atau bond issuance.

“Jadi totalnya sekitar Rp 3,5 triliun untuk 2025 dan capex di tahun ini sudah terpenuhi semuanya,” kata Shannedy Ong dalam Public Expose Live 2025 secara virtual, Rabu (10/9).

Aksi lainnya yang dilakukan WIFI adalah mengikutsertakan anak usahanya, PT Telemedia Komunikasi Pratama dalam lelang frekuensi 1,4 Ghz. WIFI kemudian bersaing bersama enam perusahaan Tanah Air di antaranya adalah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Indosat Tbk (ISAT). Ada pula PT XLSMart Telecom Sejahtera yang merupakan anak usaha PT XLSmart Tbk (EXCL).

"Lelang ini menjadi katalis untuk mempercepat pembangunan internet rakyat terjangkau di seluruh pelosok Indonesia, sejalan dengan transformasi dan inklusi digital pemerintah,” jelas Yune.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...