OJK Catat 20 Perusahaan Antre IPO, Target Nilai Rp 10,33 Triliun
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, terdapat 20 calon emiten yang masuk ke dalam pipeline penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Terdapat 20 pipeline penawaran umum dengan nilai sebesar Rp 10,33 triliun,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) September 2025 secara virtual, Kamis (9/10).
Inarno menjelaskan, penghimpunan dana di pasar modal juga menunjukkan perkembangan positif. Hingga September 2025, nilai penawaran umum oleh korporasi mencapai Rp 186,52 triliun. Dari jumlah tersebut, Rp 13,15 triliun di antaranya merupakan fundraising dari 17 emiten baru.
OJK mencatat, terdapat 643 ribu investor baru pada September 2025. Adapun sepanjang tahun ini, jumlah investor pasar modal bertambah 3,79 juta atau 25,5% menjadi 8,66 juta.
BEI Targetkan 66 IPO pada 2025
BEI menargetkan sebanyak 66 perusahaan bisa mencatatkan sahamnya melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada 2025. Target ini naik 6,45% dibandingkan dengan target 2024 sebanyak 62 perusahaan untuk melaksanakan IPO.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, kinerja penawaran umum saham perdana hingga kuartal ketiga tahun ini menunjukkan tren positif dari sisi penghimpunan dana meski dari sejumlah tak mencapai target.
Menurut dia, kondisi geopolitik global mempengaruhi appetite perusahaan untuk IPO. Berdasarkan data World Federation of Exchanges, jumlah perusahaan tercatat di BEI tumbuh 0,95% year-to-date (YTD) per Agustus 2025, lebih tinggi dibandingkan bursa di Thailand, Filipina, Vietnam (Ho Chi Minh), maupun Singapura yang justru mencatat penurunan pertumbuhan jumlah perusahaan tercatat.
Saat ini, menurut dia, fokus utama BEI terkait IPO adalah memastikan kualitas perusahaan yang masuk dalam pipeline.
“Dengan langkah-langkah tersebut, BEI optimis dapat menghadirkan perusahaan tercatat yang berkualitas, berdaya saing, dan mampu memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan pasar modal serta perekonomian nasional,” kata Nyoman ketika dihubungi wartawan beberapa saat lalu.
