Bedah Kinerja Superbank di Tengah Kabar IPO Menguat, Seperti Apa Prospeknya?
Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali memberi sinyal penguatan aktivitas penawaran saham perdana (IPO) dari sejumlah perusahaan besar atau lighthouse company hingga akhir 2025. Salah satu yang santer disebut pasar adalah PT Super Bank Indonesia atau Superbank, bank digital milik Grup Emtek yang juga terafiliasi dengan Grab, Singtel, dan KakaoBank.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan calon emiten jumbo berasal dari sektor infrastruktur, pertambangan, dan finansial. Namun ia belum mengonfirmasi apakah perusahaan di sektor finansial yang dimaksud termasuk Superbank.
“Kalau dari laporan keuangan sudah eligible tahun ini, tapi kecepatan prosesnya tergantung dari perusahaan saat kita melakukan inquiry informasi,” ujar Nyoman kepada wartawan, dikutip Rabu (5/11).
BEI menargetkan setiap tahun ada satu lighthouse company yang melantai di bursa. Kriterianya, kapitalisasi pasar minimal Rp3 triliun dan free float paling sedikit 15%.
Sinyal IPO Superbank Menguat, Sucor Disebut Jadi Penjamin Emisi
Di tengah kabar IPO emiten lighthouse itu, aksi PT Super Bank Indonesia atau Superbank untuk mencatatkan sahamnya lewat IPO pun makin menguat. Berdasarkan kabar yang diterima Katadata.co.id, Superbank disebut telah menunjuk Sucor Sekuritas yang akan menjadi underwriter atau penjamin emisi efek IPO Superbank.
Katadata.co.id telah meminta tanggapan ke Sucor Sekuritas, namun pihaknya enggan berkomentar. “Saya tidak bisa mengomentari, tunggu di website e-ipo aja untuk emiten yang akan listing nanti ya,” kata CEO PT Sucor Sekuritas, Bernadus Wijaya, ketika dihubungi Selasa (4/11).
Merujuk informasi yang dibagikan Stockbit Sekuritas pada pertengahan Oktober lalu. bank digital yang terafiliasi dengan Grup Emtek dan Grab itu disebut akan menggunakan mayoritas dana IPO untuk berbagai keperluan. Sebanyak 70% dari dana hasil IPO disebut akan digunakan oleh Superbank sebagai modal kerja untuk penyaluran kredit dan sisanya untuk belanja modal.
Sementara itu, Katadata.co.id sudah menghubungi manajemen Superbank beberapa waktu lalu untuk mengkonfirmasi kabar IPO. Juru Bicara Superbank menyatakan tidak memberikan komentar atas rumor atau spekulasi pasar.
"Fokus kami adalah menjaga kinerja yang kuat melalui solusi keuangan inovatif, pertumbuhan jumlah nasabah, serta kolaborasi dengan ekosistem terpercaya untuk mendorong pertumbuhan inklusif di Indonesia," ujar Juru Bicara Superbank kepada Katadata.co.id beberapa waktu lalu.
Ditopang Kinerja Solid
Di tengah kabar IPO, kinerja Superbank justru mencatat lonjakan signifikan sepanjang 2025. Hingga kuartal III tahun ini, bank digital tersebut membukukan laba sebelum pajak (PBT) Rp 80,9 miliar, dengan pertumbuhan pendapatan bunga bersih 176% YoY menjadi Rp 1,1 triliun.
Presiden Direktur Superbank Tigor M. Siahaan mengatakan strategi digital-first menjadi motor utama kinerja. Superbank mencatat 5 juta nasabah sejak peluncuran aplikasi digital pada Juni 2024, dengan aktivitas transaksi harian meningkat lebih dari 40% dibanding kuartal sebelumnya.
“Didukung integrasi layanan dengan Grab dan OVO yang tumbuh pesat, kami terus membuktikan pendekatan digital-first mampu menghadirkan pertumbuhan yang sehat dan aman bagi lebih dari 5 juta nasabah kami,” ujar Tigor dalam keterangan resmi.
Sementara itu pertumbuhan nasabah mendorong peningkatan di hampir seluruh indikator utama keuangan. Perusahaan mencatat kredit tumbuh 84% YoY menjadi Rp 9,04 triliun. Seiring dengan itu aset meningkat 70% YoY menjadi Rp 16,5 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) melonjak 203% YoY menjadi Rp 9,8 triliun.
Dari sisi efisiensi, Cost to Income Ratio (CIR) turun tajam dari 149,65% menjadi 70,14%, sedangkan Net Interest Margin (NIM) meningkat ke 10,64%. Rasio kredit bermasalah juga tetap terkendali, dengan NPL gross 2,83% dan NPL net 1,21%.
Sementara itu LDR Superbank stabil di kisaran 92%, menunjukkan struktur yang sehat “Menutup Kuartal III 2025, Superbank terus memperkuat perannya dalam menghadirkan solusi keuangan yang relevan dan mudah diakses,” ujar manajemen Superbank.
Prospek Superbank di Tengah Momentum IPO
Kinerja solid dan sinergi dengan ekosistem digital besar yaitu Grab, OVO, dan Emtek menjadi modal utama Superbank jika benar melangkah ke lantai bursa. Integrasi ini memberi keunggulan strategis dalam menjangkau segmen ritel dan underbanked, sekaligus memperluas inklusi keuangan.
Dengan momentum pertumbuhan yang kuat dan kondisi pasar modal yang mulai stabil, Superbank berpotensi menjadi salah satu IPO terbesar di sektor finansial 2025, sejalan dengan agenda BEI menghadirkan lighthouse company baru.
“Kami berkomitmen menghadirkan inovasi digital yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, sehingga dapat tumbuh bersama nasabah dan memberikan dampak positif yang lebih luas,” tutur Tigor.
Apakah Superbank akan menjadi lighthouse company pilihan BEI tahun ini? Pasar masih menanti kepastian. Namun, kinerja yang konsisten dan sinergi ekosistem kuat menjadikan Superbank salah satu kandidat paling diperhitungkan untuk melantai di bursa pada 2025.
