Harga IPO Superbank (SUPA) Tak Tembus Rentang Atas, Valuasi Saham Masih Menarik?

Nur Hana Putri Nabila
9 Desember 2025, 15:45
Bank digital hasil kongsi Grab dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dikabarkan bakal menawarkan sahamnya dalam initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Katadata/Hari Widowati
Bank digital hasil kongsi Grab dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dikabarkan bakal menawarkan sahamnya dalam initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Mandiri Sekuritas Indonesia menyebut penawaran umum perdana saham dalam periode book building PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) atau Superbank kelebihan permintaan atau oversubscribe. Adapun periode book building itu pada 25 November 2025–1 Desember 2025 di rentang harga Rp 525–Rp 695. 

Di sisi lain meski kelebihan permintaan, harga yang ditetapkan tidak sampai di batas atas namun di Rp 635 per lembar saham. Harga ini berada di rentang tengah dari yang sebelumnya ditawarkan di pemesanan awal atau book building.  

Selain mengumumkan harga IPO, Superbank juga menetapkan dua sekuritas menjadi penjamin emisi efek SUPA. Mereka adalah Korea Investment And Sekuritas Indonesia dan Bahana Sekuritas.

Mengenai penetapan harga IPO SUPA di rentang tengah, Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana menjelaskan bahwa keputusan tersebut karena mengikuti mekanisme permintaan dan penawaran. Ia mengatakan permintaan dari kedua sisi kanan dan kiri seimbang sehingga harga akhirnya ditetapkan di batas tengah.

“Enggak ada (alasanya), itu kan mekanisme pasar ya Jadi waktu book building, pricingnya diturunkan disitu. Kan nggak mungkin kita pasang di paling bawah,” ucap Oki kepada wartawan di Jakarta, Selasa (9/12). 

Dengan asumsi mekanisme pasar maka penetapan harga menurut dia tidak berdampak pada pelaksanaan IPO. Sejumlah analis menjelaskan IPO superbank menarik lantaran valuasi yang kompetitif

Valuasi Disebut Paling Kompetitif di Sektor Bank Digital

Lewat IPO Superbank menargetkan penghimpunan dana segar sekitar Rp 2,79 triliun melalui pelepasan 4,4 miliar saham atau setara 13% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Setiap saham memiliki nilai nominal Rp 100 dengan potensi dana segar yang dihimpun mencapai Rp 2,79 triliun.

Dengan harga penawaran Rp 635 per saham, Sucor Sekuritas menilai Superbank memiliki Price to Book Value (PBV) sekitar 2,64 kali. Angka itu menjadi salah satu bank digital dengan valuasi paling rendah dibandingkan kompetitor.

CEO Sucor Sekuritas, Bernadus Wijaya, menyebut Superbank berada pada level valuasi yang sangat kompetitif. Ia mengaku Superbank adalah salah satu bank digital dengan valuasi termurah di pasar. Menurutnya, SUPA jauh di bawah PBV bank digital seperti Bank Jago (ARTO), Allo Bank Indonesia (BBHI), maupun Bank Aladin Syariah (BANK).

“Jika dibandingkan dengan ARTO, BBHI, atau Aladin yang PBV-nya jauh lebih tinggi, maka secara valuasi Superbank berada pada level yang sangat menarik bagi investor,” kata Bernadus dalam keterangannya, Selasa (9/12). 

Bernadus menilai rendahnya valuasi Superbank membuka ruang besar untuk rerating, terutama jika bank mampu mengeksekusi strategi pertumbuhan dan memaksimalkan ekosistem digitalnya. Ia menjelaskan bank digital umumnya diperdagangkan dengan valuasi premium karena prospek pertumbuhannya tinggi, namun Superbank saat ini justru berada pada level konservatif. 

Kemudian dalam prospektus, Superbank menyatakan sekitar 70% dana hasil IPO akan digunakan sebagai modal kerja untuk penyaluran kredit. Sementara 30% sisanya dialokasikan untuk belanja modal mulai 2026 hingga lima tahun ke depan. 

Hal itu mencakup pengembangan produk pendanaan dan pembiayaan, sistem pembayaran digital, infrastruktur teknologi informasi, penguatan operasional, investasi pada AI dan analitik data, serta peningkatan keamanan siber.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...