Harga Saham DEWA Sudah Meroket 431% Sepanjang Tahun, Waktunya Lepas atau Beli?
Harga saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) dibuka melesat 11,93% ke level 615 pada perdagangan Jumat (12/12). Dalam sepekan terakhir, harga saham emiten energi yang terafiliasi Grup Bakrie ini telah melesat 39,56%, bahkan mencapai 431,53% jika dihitung sejak awal tahun.
Head of Research MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menargetkan harga saham DEWA berada di kisaran 610–650. Namun, pandangan berbeda datang dari Senior Market Chartist Nafan Aji Gusta Utama. Ia justru menyarankan investor melepas saham DEWA di harga saat ini.
“DEWA boleh di sell on strength,” ujarnya kepada Katadata, Jumat (12/12).
Kenaikan harga saham DEWA belakangan tak lepas dari sejumlah aksi korporasi perseroan. DEWA baru saja mengumumkan bahwa entitas anaknya, PT Mahadaya Imajinasi Nusantara (MIN) resmi menggenggam 99,75% saham perusahaan tambang emas PT Gayo Mineral Resources (GMR).
MIN merupakan perusahaan yang dimiliki oleh anak usaha DEWA lainnya, PT Sabina Mahardika dengan porsi 99,89%. Adapun DEWA menjadi pengendali Sabina melalui kepemilikan saham yang juga mencapai 99,89%.
Dengan pengambilalihan ini, komposisi pemegang saham GMR kini terdiri dari MIN yang memegang 40.000 saham Seri A dan 63.829.603 saham Seri B atau setara 99,75% kepemilikan. Sisanya dimiliki Atlas Energy Investment Ltd sebanyak 160.000 saham Seri A atau 0,25%.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya telah menyetujui perubahan kepemilikan saham tersebut, setelah mengevaluasi persyaratan administrasi, teknis, lingkungan, dan finansial.
Sabina Mahardika selama ini bergerak di bidang konsultasi manajemen, perdagangan besar mesin dan peralatan, serta penyewaan tanpa hak opsi. Perusahaan itu memiliki penyertaan 99,89% pada MIN, yang kini menguasai 99,75% saham GMR. MIN sendiri menjalankan usaha konsultasi manajemen, layanan kehumasan, manajemen investasi, hingga perdagangan berjangka.
Berdasarkan laman LinkedIn Gayo Mineral Resources, perusahaan itu memegang izin eksplorasi emas yang berlaku sejak 3 Juli 2017 hingga 8 Maret 2025, mencakup area 34.550 hektare di Kabupaten Gayo Lues, Aceh. GMR tengah mengembangkan tambang bawah tanah emas dan tembaga di wilayah tersebut.
Tak berhenti di aksi akuisisi, DEWA juga sedang menyiapkan program pembelian kembali saham atau buyback. Perseroan menyebut telah merevisi nilai buyback menjadi Rp 950 miliar dari rencana awal Rp 1,6 triliun. Dana tersebut akan diambil dari kas internal.
“Perkiraan nilai nominal seluruh saham yang akan dibeli kembali adalah maksimal 10% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan,” tulis manajemen DEWA dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Jumat (12/12).
