IPO Superbank (SUPA) Cetak Rekor Lebih 1 Juta Pesanan, Oversubscribe 318,7 Kali

Nur Hana Putri Nabila
16 Desember 2025, 08:05
Superbank IPO
Superbank
Superbank
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Penjatahan efek dalam penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO)  PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) atau Superbank rampung. SUPA tercatat kelebihan permintaan atau oversubscribe hingga 318,69 kali dan cetak rekor lantaran diburu lebih dari 1 juta order.

Superbank menetapkan harga pelaksanaan IPO di Rp 635 per lembar saham. Harga ini berada di rentang tengah dari yang sebelumnya ditawarkan di pemesanan awal atau book building.   

Merujuk prospektus tambahan IPO yang dipublikasikan pada Selasa (9/12), Superbank bakal melantai di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (17/12) besok. SUPA akan melepas maksimal 4,40 miliar saham baru atau setara 13% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Setiap saham memiliki nilai nominal Rp 100 dengan potensi dana segar yang dihimpun mencapai Rp 2,79 triliun.

CEO Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya menilai tingginya minat investor pada IPO Superbank menjadi sinyal positif bagi pasar modal Indonesia. Menurut dia, tingginya permintaan yang mencerminkan kepercayaan pasar terhadap fundamental serta prospek Superbank.

Tak hanya itu Bernadus berharap kelebihan permintaan tersebut dapat berdampak positif pada likuiditas perdagangan saham setelah pencatatan, sekaligus menjadi pendorong pengembangan sektor perbankan digital di Indonesia.

“Respons seperti ini menandakan bahwa appetite investor terhadap IPO sektor perbankan digital masih sangat kuat,” kata Bernadus dalam keterangan  yang dikutip Selasa (16/12).

Sebelumnya apabila membandingkan dengan perusahaan yang telah mencatatkan IPO, PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) yang melantai pada 8 Desember 2025  mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubsribe hingga 948,25 kali dengan 775 ribu SID.

Catatan oversubsribe ini melampaui IPO perusahaan mercusuar atau lighthouse company yang sebelumnya sudah tercatat di BEI. PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) pada 9 Juli 2025 misalnya, mencatat oversubscription hingga 563,64 kali. 

Lalu emiten anak usaha PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), yakni PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) sempat mencatatkan oversubscribe sebesar 313,15 kali. Kemudian PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) oversubscribe atau kelebihan permintaan hingga 148,5 kali dalam penawaran umum perdana saham (IPO). Presiden 

Direktur Bangun Kosambi Sukses Steven Kusumo sebelumnya juga mengatakan perusahaan oversubscribed sekitar 344,28 kali, dengan sekitar 168.874 investor yang berpartisipasi dalam penawaran saham PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK). Emiten kongsi Agung Sedayu dan Salim Group ini mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Januari 2025 lalu.

Valuasi IPO SUPA

Dengan harga penawaran Rp 635 per saham, Sucor Sekuritas menilai Superbank memiliki Price to Book Value (PBV) sekitar 2,64 kali. Angka itu menjadi salah satu bank digital dengan valuasi paling rendah dibandingkan kompetitor. 

Bernadus, menyebut Superbank berada pada level valuasi yang sangat kompetitif. Ia mengaku Superbank adalah salah satu bank digital dengan valuasi termurah di pasar. Menurutnya, SUPA jauh di bawah PBV bank digital seperti Bank Jago (ARTO), Allo Bank Indonesia (BBHI), maupun Bank Aladin Syariah (BANK). 

“Jika dibandingkan dengan ARTO, BBHI, atau Aladin yang PBV-nya jauh lebih tinggi, maka secara valuasi Superbank berada pada level yang sangat menarik bagi investor,” kata Bernadus dalam keterangannya, Selasa (9/12).  

Bernadus menilai rendahnya valuasi Superbank membuka ruang besar untuk rerating, terutama jika bank mampu mengeksekusi strategi pertumbuhan dan memaksimalkan ekosistem digitalnya. Ia menjelaskan bank digital umumnya diperdagangkan dengan valuasi premium karena prospek pertumbuhannya tinggi, namun Superbank saat ini justru berada pada level konservatif.



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...