Asing Borong Saham EMTK Jelang Superbank (SUPA) Resmi IPO

Agustiyanti
17 Desember 2025, 06:10
EMTK, IPO, superbank, IPO superbank
Bareksa
Ilustrasi. Selama proses penawaran saham perdana atau initial public offering/IPO, Superbank mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribe hingga 318,69 kali dan diburu lebih dari 1 juta pemesanan.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Investor asing terpantau memborong saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) sehari sebelum PT Super Bank Indonesia (SUPA) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Transaksi beli bersih atau net buy EMTK oleh investor asing menjadi yang tertinggi di pasar saham mencapai Rp 140,26 miliar pada perdagangan Selasa (16/12). 

Berdasarkan data Stockbit, investor asing mencatatkan transaksi beli sebesar Rp 203,73 miliar, sedangkan transaksi jual Rp 63,47 miliar. Secara keseluruhan saham EMTK pada perdagangan kemarin ditransaksikan mencapai Rp 517,59 miliar dengan volume transaksi mencapai 361 juta saham dan 41,98 ribu kali. 

Harga saham EMTK ditutup melesat 8,89% ke level Rp 1.470 pada perdagangan kemarin. Dalam sebulan terakhir, harga saham EMTK telah naik 19,51%. Sedangkan jika dibandingkan akhir tahun lalu, harga sahamnya telah naik hampir tiga kali lipat. 

Pengamat pasar modal sekaligus founder Republik Investor Hendra Wardana mengatakan EMTK akan diuntungkan karena memiliki posisi langsung sebagai induk pemegang saham Superbank. Menurutnya, kenaikan valuasi Superbank pasca-IPO memperkuat nilai investasi EMTK dan membuka peluang monetisasi ke depan.

Keberhasilan IPO tersebut, menurut Hendra, memberi sinyal bahwa transformasi Emtek menuju ekosistem digital dan finansial berjalan sesuai arah, sehingga pasar mulai melihat EMTK sebagai saham yang memasuki fase pemulihan valuasi. 

“Dengan landasan fundamental yang lebih solid dari sisi ekosistem digital, EMTK layak diperhatikan dengan rekomendasi beli dan target Rp 1.500,” kata Hendra kepada Katadata.co.id pada November 2025 lalu. 

Superbank akan menggelar perdagangan perdana sahamnya di BEI pada Rabu (17/12). EMTK melalui anak usahanya PT Elang Media Visitama (EMV) saat ini menggenggam 31,11% atau 9,17 miliar saham Superbank. Adapun melalui IPO, Superbank akan mengantongi dana segar mencapai Rp 2,79 triliun. 

IPO Superbank Oversubscribe

Selama proses penawaran saham perdana atau initial public offering/IPO,  Superbank mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribe hingga 318,69 kali dan diburu lebih dari 1 juta pemesanan. Harga pelaksanaan IPO SUPA ditetapkan sebesar Rp 635 atau di rentang tengah dari harga pemesanan awal atau book building.   

Merujuk prospektus tambahan IPO yang dipublikasikan perusahaan, SUPA melepas maksimal 4,40 miliar saham baru atau setara 13% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Setiap saham memiliki nilai nominal Rp 100 dengan potensi dana segar yang dihimpun mencapai Rp 2,79 triliun.

CEO Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya menilai tingginya minat investor pada IPO Superbank menjadi sinyal positif bagi pasar modal Indonesia. Menurut dia, tingginya permintaan yang mencerminkan kepercayaan pasar terhadap fundamental serta prospek Superbank.

Tak hanya itu Bernadus berharap kelebihan permintaan tersebut dapat berdampak positif pada likuiditas perdagangan saham setelah pencatatan, sekaligus menjadi pendorong pengembangan sektor perbankan digital di Indonesia.

“Respons seperti ini menandakan bahwa appetite investor terhadap IPO sektor perbankan digital masih sangat kuat,” kata Bernadus dalam keterangan  yang dikutip Selasa (16/12).

Dengan harga IPO Rp 635 per saham, Sucor Sekuritas menilai Superbank memiliki Price to Book Value (PBV) sekitar 2,64 kali. Angka itu menjadi salah satu bank digital dengan valuasi paling rendah dibandingkan kompetitor. 

Bernadus juga Superbank berada pada level valuasi yang sangat kompetitif. Ia mengaku Superbank adalah salah satu bank digital dengan valuasi termurah di pasar. Menurutnya, SUPA jauh di bawah PBV bank digital seperti Bank Jago (ARTO), Allo Bank Indonesia (BBHI), maupun Bank Aladin Syariah (BANK).  

Asing Net Sell Rp 934 Miliar

Meski memburu saham EMTK, investor asing secara keseluruhan mencatatkan transaksi jual bersih atau net sell mencapai Rp 934,64 miliar pada perdagangan Selasa (16/12). Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) paling banyak dilepas.

Investor asing mencatatkan transaksi jual bersih di saham BBRI mencapai Rp 264,41 miliar dan di saham Rp 244,78 miliar. Harga saham BBRI turun 2,38% ke level Rp 3.660, sedangkan BBCA merosot 2,71% ke level Rp 8.075. 

Di sisi lain, investor asing terpantau memborong saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) masing-masing Rp 140,26 miliar dan Rp 74,63 miliar. Harga saham EMTK melesat 8,89% ke level Rp 1.470, sedangkan TLKM naik 1,44% ke level Rp 3.520.  

Berikut 10 saham yang paling banyak dijual asing pada perdagangan kemarin: 

  1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 246,61 miliar
  2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 244,78 miliar 
  3. PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Rp 106,46 miliar
  4. PT Derma Hanwa Tbk (DEWA) Rp 59,98 miliar
  5. PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) Rp 51,13 miliar
  6. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) Rp 51,12 miliar
  7. PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) Rp 43,56 miliar
  8. PT Futura Energi Global Tbk (FUTR) Rp 41,58 miliar
  9. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) Rp 36,31 miliar
  10. PT Timah Tbk (TINS) Rp 23,71 miliar

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...