BFI Finance Bukukan Laba Rp 1,8 Triliun di 2022, Restrukturisasi Turun
Perusahaan pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 1,8 triliun sepanjang 2022. Perolehan laba tersebut naik 59,7% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 1,1 triliun.
Kenaikan laba seiring dengan terkereknya pendapatan BFIN hingga 30,5% menjadi Rp 5,3 triliun hingga kuartal IV 2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 4,1 triliun. Piutang pembiayaan meningkat dari sebelumnya Rp 3,79 triliun menjadi Rp 5,02 triliun pada akhir Desember 2022.
Finance Director BFI Finance Sudjono mengatakan, berbagai keputusan strategis dan pemutakhiran proses bisnis sepanjang pandemi telah memberikan hasil yang baik di tahun 2022.
"Hal ini ditandai dengan pertumbuhan yang sehat juga tingkat risiko yang terkendali, di mana nilai pencadangan, kualitas aset, dan seluruh rasio penting keuangan yang menunjukkan kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya," kata Sudjono, dalam keterangan resmi, Selasa (14/2).
Di awal pandemi Covid-19, BFI Finance menyalurkan relaksasi kredit kepada lebih dari sepertiga konsumen yang berhak. Sejalan dengan normalisasi kegiatan ekonomi masyarakat, restrukturisasi kredit juga menurun di 2022 dengan konsumen tersisa tinggal 1,6% dan kontrak restrukturisasi yang masih aktif hanya tersisa 0,4% dari nilai total piutang pembiayaan.
Dari kombinasi total pendapatan yang meningkat 30,6% dan biaya operasional yang terkendali, BFI Finance berhasil membukukan kenaikan laba bersih sebesar 59,7% secara tahunan (year on year/yoy) senilai Rp 1,8 triliun dengan Return on Assets (RoA) dan Return on Equity (RoE) yang masing-masing berada di posisi 12,2% dan 21,9%.
RoA dan RoE perusahaan berada di atas rata-rata industri tahun 2022, yakni RoA sebesar 5,7% dan RoE sebesar 14,4% mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Desember 2022.
Rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) juga sukses ditekan di angka bruto 1% atau turun 25 bps yoy dengan NPF coverage berada pada angka 4,1 kali. Persentase NPF ini lebih rendah dari rata-rata industri yang dilaporkan mencapai 2,32% per Desember 2022.
Selain itu, BFIN mencatatkan beban gaji dan tunjangan Rp 1,3 triliun hingga 2022. Beban gaji dan tunjangan perseroan naik 29,45% dibandingkan periode kuartal IV tahun lalu Rp 1,02 triliun. Selain itu beban bunga dan keuangan naik 9,47% menjadi Rp 625,09 miliar
Adapun liabilitas perseroan naik 60,54% menjadi Rp 13,1 triliun hingga kuartal IV 2022. Dibandingkan dengan liabilitas pada Desember 2021 Rp 8,2 triliun. BFI Finance membukukan ekuitas Rp 8,7 triliun sepanjang 2022, naik 17,84% dibandingkan Desember 2021 Rp 7,4 triliun. Sementara, aset BFI Finance naik 10,73% mejadi Rp 1,07 triliun. Aset pada Desember 2021 tercatat Rp 969,1 miliar.
Sudjono mengatakan perusahaan tetap fokus pada penyediaan solusi keuangan yang bersifat customer centric dengan menyesuaikan kebutuhan setiap segmen pasar melalui pengembangan teknologi informasi dan kapasitas digitalisasi.
"Selama manajemen risiko dijaga dengan baik dan disiplin menerapkan good corporate governance, masih ada banyak peluang positif bagi perusahaan,” tutur Sudjono.