Tren Peningkatan Harga Emas, Bagaimana Proyeksinya hingga Akhir Tahun?

Nur Hana Putri Nabila
8 April 2024, 19:22
harga emas, antam, dolar
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Petugas menata emas Antam imitasi di gerai Gadai Emas dan Cicil Emas BSI di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (6/7/2022).
Button AI Summarize

Harga emas berada dalam tren meningkat meski sempat turun beberapa hari terakhir. Penurunan harga ini bersamaan turunnya harga minyak hingga 2% hingga rencana Israel menarik tentaranya dari Jalur Gaza dan bersiap untuk memasuki putaran negosiasi baru dengan Hamas untuk gencatan senjata. 

Analis Komoditas sekaligus Pendiri Traderindo.com, Wahyu Laksono mengatakan harga emas dan perak tengah menguat terhadap nilai dolar Amerika Serikat (USD). Seluruh komoditas juga mengalami perubahan arah terhadap USD, termasuk minyak, tembaga, dan logam dasar lainnya. 

Pasar juga telah mengantisipasi perubahan kebijakan moneter Federal Reserve dari sikap ketat menuju netral. Tak hanya itu, ada antisipasi pelonggaran kebijakan suku bunga pada paruh kedua tahun ini yang akibatnya akan menekan nilai USD. Bahkan faktor geopolitik juga turut mendukung tren ini. 

Meskipun harga minyak wajar mengalami koreksi setelah mencapai level tertinggi sepanjang 2024 di sekitar US$ 87, kenaikan masih berpotensi untuk berlanjut dan kemungkinan menguji di level US$ 90. Hal ini didorong oleh pemotongan pasokan oleh OPEC+ dan pemulihan permintaan setelah pandemi Covid-19.

"Emas jelas sangat potensial lanjut bullish,” kata Wahyu kepada Katadata.co.id, Senin (8/4). 

Ia mengamati bahwa pada bulan Maret, nilai tukar emas terhadap dolar AS menguat signifikan, tetapi ditutup breakout. Hal ini dipicu oleh isu stimulus ekonomi dari China yang mengancam perlambatan ekonomi. 

Sebagian pihak juga menyebutkan isu dedolarisasi sebagai faktor pendorong. Meskipun isu dedolarisasi merupakan isu lama terkait dengan ideologi dan futuristik.

Meski demikian, semua mata uang akan melemah akibat inflasi. Oleh karena itu, emas cenderung naik karena naiknya nilai emas terhadap mata uang kertas (FIAT currency). Secara tradisional, emas tetap menjadi aset yang dianggap berharga dan tidak kehilangan daya tariknya dalam pasar.

“Central Bank Investor institutional, retail, masyarakat umum, semua masih menganggap emas aset penting untuk jangka panjang sebagai safe haven, inflation hedge, investment assets. Jadi buy on weakness berlaku buat emas,” ujarnya.

Halaman:
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...