UBS Group Naikkan Target Harga Emas Jadi Rp 52,48 Juta per Ounce

Hari Widowati
18 Maret 2025, 08:07
UBS Group telah menaikkan perkiraan harga emas menjadi US$ 3.200 (Rp 52,48 juta, kurs Rp 16.400/US$) per ounce.
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
UBS Group telah menaikkan perkiraan harga emas menjadi US$ 3.200 (Rp 52,48 juta, kurs Rp 16.400/US$) per ounce.

Ringkasan

  • IHSG diperkirakan akan mengalami aksi ambil untung karena investor telah menikmati penguatan pada pekan sebelumnya.
  • Data ekonomi yang kuat namun di bawah ekspektasi, seperti inflasi AS dan penjualan eceran, membuat investor cenderung melakukan aksi ambil untung.
  • Indo Premier Sekuritas merekomendasikan saham BBNI, CPIN, dan BBTN untuk perdagangan minggu ini.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

UBS Group telah menaikkan perkiraan harga emas menjadi US$ 3.200 (Rp 52,48 juta, kurs Rp 16.400/US$) per ounce. UBS memprediksi permintaan aset investasi yang aman (safe haven) akan terus meningkat di tengah konflik perdagangan global.

Bank Swiss tersebut mengatakan target harga ini, yang berlaku untuk empat kuartal berikutnya, dapat tercapai paling cepat bulan Juni. Revisi ini dilakukan tepat setelah emas batangan mencapai perkiraan kenaikan sebelumnya sebesar US$ 3.000 (Rp 49,2 juta) per ounce, sebuah tonggak sejarah yang tercapai lebih cepat dari yang diperkirakan banyak orang. Satu ounce setara dengan 28,3 gram.

Menurut UBS, reli harga emas yang membara menggarisbawahi peran logam mulia sebagai penyimpan nilai di masa yang tidak pasti.

Dalam riset yang diterbitkan pada hari Senin (17/3), analis UBS menunjuk pada rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk memberlakukan baik tarif timbal balik yang luas maupun tarif sektoral tambahan bulan depan. Kebijakan Trump ini menjadi risiko yang membayangi dan dapat memicu permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.

Digerakkan oleh ETF dan Memburuknya Prospek Ekonomi AS

UBS juga menyoroti adanya aliran yang lebih kuat ke dalam dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) yang didukung oleh emas batangan. Hal ini menjadi penggerak utama harga emas di samping pembelian yang kuat oleh bank sentral. Pembelian emas batangan oleh bank-bank sentral diperkirakan akan mencapai lebih dari 1.000 ton pada akhir tahun ini.

"Emas juga akan mendapatkan keuntungan dari memburuknya prospek untuk ekonomi AS, dengan para pialang kini memperhitungkan pemotongan suku bunga tambahan oleh Federal Reserve seiring meningkatnya kekhawatiran tentang resesi,” kata para analis UBS Group, seperti dikutip Mining.com, Selasa (18/3).

UBS bergabung dengan sejumlah bank lain yang telah meningkatkan proyeksi mereka terhadap emas dalam beberapa minggu terakhir. Macquarie Group baru-baru ini menyatakan harga emas akan melonjak menjadi US$ 3.500 (Rp 57,4 juta) per ounce pada kuartal kedua. Sebelumnya, Goldman Sachs telah menaikkan perkiraannya untuk 2025 menjadi US$ 3.100 (Rp 50,84 juta) per ounce.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...