Kalbe Farma Agresif Ekspansi, Tambah Modal dan Dirikan Anak Usaha Baru
Perusahaam farmasi nasional PT Kalbe Farma Tbk melakukan pengembangan usaha agresif dalam kurun tiga bulan terakhir. Setidaknya ada empat aksi korporasi yang dilaksanakan, baik peningkatan modal maupun pendirian anak usaha baru.
Aksi terbaru, anak usahanya Kalbe Farma, PT Kalbe Genexine Biologics (KGB) memperoleh tambahan modal dari salah satu pemegang sahamnya, General Atlantic Singapore KGBIO Pte. Ltd (GA) pada 26 Oktober 2021.
KGB merupakan anak usaha yang didirikan pada 2015 dan bergerak dalam bidang industri produk farmasi untuk manusia.
Sekretaris Perusahaan Kalbe Farma Lukito Kurniawan Gozali mengatakan, setelah peningkatan modal dilakukan, modal KGB bertambah dari semula Rp 1,44 triliun menjadi Rp 1,57 triliun. Artinya, GA menyetorkan tambahan modal sekitar Rp 139 miliar untuk KGB.
"Ini sebagai bagian dari rangkaian penyetoran dana investasi GA dalam rangka pengembangan bisnis ke depan," ujar Lukito dalam pengumuman tertulis, Rabu (27/10).
Komposisi susunan pemegang saham terbaru menjadi, Kalbe Farma memiliki 875,7 saham dengan nominal Rp 875,1 miliar atau 55,46%, Genexine Inc memiliki 320.783 saham dengan nominal Rp 320,78 miliar atau 20,32%. Selain itu, GA memiliki 376.326 saham dengan nominal Rp 376,32 miliar (23,83%), dan Johannes Setijono 6.208 saham dengan nominal Rp 6,2 miliar (0,39%).
Pada 30 September, Kalbe Farma dan PT Bifarma Adiluhung meningkatkan modal entitas usahanya, PT Karsa Lintas Buwana (KLB). Hal ini dilakukan untuk mengembangkan usaha di masa mendatang.
"Kalbe Farma dan Bifarma Adiluhung sepakat untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 362,5 miliar menjadi Rp 425 miliar," ujarnya.
Komposisi kepemilikan saham terbaru berubah. Emiten berkode saham KLBF ini memiliki 424.918 saham dengan nominal Rp 424,9 miliar atau 99,98%, sedangkan PT Bifarma Adiluhung menggenggam 82 saham dengan nominal Rp 82 juta atau 0,02%.
Selanjutnya, KLB membeli seluruh saham PT Media Komunikasi Teknologi (MKT) milik PT Kreatif Media Karya (KMK). Sebelumnya, KLB memiliki 1.000 saham seri A MKT atau setara Rp 500 juta (23,81%), dan 2.200 saham seri B atau setara Rp 137,5 miliar (52,38%). Selanjutnya, KMK memiliki 1.000 saham seri B atau setara Rp 62,5 miliar (23,81%).
Pada 30 September, KLB membeli 999 saham seri B MKT yang dimiliki oleh KMK. Sisanya, satu lembar saham seri B dibeli oleh PT Hexpharm Jaya Laboratories.
Setelah pelaksanaan transaksi jual beli saham, susunan pemegang saham berubah menjadi, KLB menggenggam 23,81% saham seri A, 76,17% saham seri B, Hexapharm memiliki 0,02% saham seri B. Nilai jual beli saham ditetapkan Rp 62,5 miliar.
Pada 2 September 2021, Kalbe Farma juga mendirikan entitas usaha bernama PT Monstrans Global Digilog. Perusahaan baru ini bergerak di bidang aktivitas profesional, ilmiah dan teknis lain, serta perdagangan besar.
Pendirian usaha dilakukan melalui anak usaha Kalbe Farma yakni, PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT) dan PT Global Chemindo Megatrading (GCM). Pendirian MGD bertujuan untuk menunjang kegiatan usaha Kalbe Farma.
Dalam hal ini, perusahaan menetapkan modal dasar Rp 80 miliar. Dari modal dasar tersebut, telah ditempatkan sebanyak 25% atau Rp 20 miliar, masing-masing EPMT Rp 19,8 miliar (99%) dan GCM Rp 200 juta (1%).
Belum selesai dengan aksinya, pada 23 Agustus 2021, Kalbe Farma dan Shoalter Technology International Limited melakukan penyertaan modal terhadap PT Karya Hasta Dinamika (KHD).
KHD merupakan anak usaha Kalbe Farma yang menjalankan bisnis di Indonesia, sementara Shoalter merupakan anak usaha dari Hongkong Technology Venture Company Limited yang dimiliki secara tidak langsung dan berdomisili di Hong Kong.
"Tujuan kerja sama investasi ini adalah untuk memperkuat bisnis digital e-health," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Total investasi yang akan dikeluarkan oleh Shoalter dan Kalbe Farma masing-masing adalah Rp 72 miliar dan Rp 234 miliar.