Garudafood Raih Pinjaman Rp 1 Triliun dari BNI untuk Bayar Utang
PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. mendapatkan fasilitas kredit dari PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI) senilai Rp 1 triliun. Perseroan berencana menggunakan fasilitas itu untuk melakukan pembayaran kembali atau refinancing sebagian kredit sindikasi perseroan.
Sekretaris Perusahaan GOOD I Made Astawa mengatakan, emiten makanan dan minuman berkode GOOD ini memperoleh pinjaman dengan tingkat suku bunga JIBOR 1 bulan plus 1,3% per tahun. Menurut dia, level ini berada di bawah kisaran suku bunga di pasar perbankan untuk pinjaman yang sejenis.
Adapun, tenor fasilitas pinjaman yang diberikan mencapai 60 bulan atau hingga 22 November 2026. "Transaksi ini akan dilaksanakan dengan skema pinjaman berulang (revolving loan) selama jangka waktu pinjaman," kata Astawa dalam keterbukaan, Rabu (24/11).
Menurut dia, perseroan mendapatkan alternatif pembiayaan yang lebih baik untuk menggantikan saldo pinjaman yang telah ada dalam rangka terus mencari terobosan yang lebih baik dan efisien, namun tetap menjaga kualitas.
Dewan Direksi GOOD telah memastikan fasilitas kredit ini sesuai dengan praktik bisnis yang berlaku umum. Seluruh informasi mengenai transaksi ini diklaim telah diungkap dalam keterbukaan informasi.
Astawa mengatakan transaksi fasilitas kredit ini tidak memerlukan keputusan pemegang saham. Menurutnya, transaksi ini tidak akan berdampak negatif terhadap kondisi keuangan perseroan.
Sebelumnya, GOOD telah meminjam Rp 200 miliar dari PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU), Senin (23/8). Pinjaman itu merupakan transaksi afiliasi karena 66,07% saham Mulia Boga Raya dimiliki oleh Garudafood.
Transaksi ini dinilai akan berdampak pada pengurangan biaya dana atau cost of fund dari Garudafood. Dengan demikian, peminjaman pada anak usaha itu akan meningkatkan laba dan profitabilitas serta solvabilitas. Pada akhirnya, transaksi ini dinilai akan meningkatkan nilai saham perusahaan
Berdasarkan laporan keuangan GOOD hingga September 2021, total ekuitas perseroan mencapai Rp 2,8 triliun. Dengan kata lain, fasilitas kredit itu setara dengan 35,17% ekuitas perseroan. Sementara itu, liabilitas perseroan telah mencapai Rp 3,6 triliun. Nilai aset GOOD tercatat Rp 6,5 triliun.
Total penjualan mencapai Rp 6,3 triliun atau tumbuh 10,9% dari realisasi Januari-September 2020 senilai Rp 5,7 triliun. Salah satu pendorong pertumbuhan itu adalah naiknya penjualan segmen makanan sebesar 11,1% menjadi Rp 5,5 triliun.
Segmen makanan berkontribusi hingga 86,7% dari total penjualan perseroan. Sementara itu, penjualan sektor minuman mencapai Rp 846 miliar atau tumbuh 10,2%.
Alhasil, laba bersih GOOD tercatat naik 87,6% selama Januari-September 2021 menjadi Rp 370 miliar dari posisi Rp 197 miliar. Laba per saham pun tumbuh 48,9%menjadi Rp 8,6 per lembar.
Berdasarkan data Stockbit, harga GOOD telah tumbuh 92,91% secara year-to-date menjadi Rp490 per saham dari posisi penutupan 2020 senilai Rp 254 per saham. Adapun, payout ratio GOOD mencapai 51,2% dengan price to earning ratio (PER) mencapai 50,04 kali.