Bayar Utang, Protelindo Rilis Obligasi Berkelanjutan Rp 3,34 Triliun
PT Profesional Telekomunikasi Indonesia Tbk (Protelindo) akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Protelindo Tahap II Tahun 2021 senilai Rp 3,34 triliun. Seluruh dana akan digunakan untuk membayar utang perbankan.
Obligasi ini merupakan bagian dari Obligasi Berkelanjutan II Protelindo senilai Rp 3,5 triliun. Sebelumnya emiten berkode saham PRTL ini sudah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Tahap I 2021 sebesar Rp 151 miliar.
Obligasi ini semula ditawarkan pada Senin (13/12) dan mulai masuk masa penjatahan Selasa (14/12) hari ini. Namun, perseroan memundurkan masa penawaran menjadi hari ini, sedangkan masa penjatahan dimulai besok, Rabu, (15/12).
Berdasarkan prospektus perusahaan, surat utang ini akan terbagi menjadi tiga seri, yakni Seri A senilai Rp 1,01 triliun dengan kupon 3,6% dan tenor satu tahun. Seri B senilai Rp 1,59 triliun dengan kupon 5,3%, dan tenor tiga tahun, sedangkan Seri C senilai Rp 744 miliar dengan kupon 6,1% dan tenor lima tahun.
Kupon akan dibayarkan setiap tiga bulan dengan pembayaran kup terakhir akan dibarengi dengan pembayaran kewajiban pokok. Pembayaran kupon pertama akan dibayarkan pada 17 Maret 2022.
Obligasi ini memperoleh peringkat AAA dari PT Fitch Ratings Indonesia. Obligasi juga dapat mulai diperdagangkan di pasar sekunder saat resmi tercatat di bursa pada 20 Desember 2021.
Seluruh dana dari obligasi ini akan digunakan untuk pembayaran utang bank. Secara rinci, sekitar 91,48% atau Rp 3,05 triliun akan digunakan sebagai pelunasan dan/atau pembayaran utang bank, sedangkan sekitar 8,51% atau Rp 285 miliar digunakan untuk pengembalian dana internal yang digunakan untuk melunasi pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia Tbk.
Belum lama ini, Protelindo menerima fasilitas kredit senilai Rp 3 triliun dari dua bank, yakni PT Bank BTPN Tbk dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. Secara rinci, perseroan mendapatkan fasilitas kredit senilai Rp 1,5 triliun dari BTPN dengan tenor hingga 30 Desember 2022 dan senilai Rp 1,5 triliun dari CIMB Niaga dengan tenor 60 bulan dari penarikan kredit pertama.
Perbankan sebagai penyedia dana institusional memungkinkan Protelindo mendapatkan dana sesuai yang dibutuhkan. Selain itu, syarat dan ketentuan yang diajukan perbankan dinilai baik.
Seperti diketahui, perkembangan menara sejalan dengan kebutuhan telekomunikasi yang meningkat. Telepon seluler merupakan alat komunikasi yang paling banyak digunakan saat ini.
Jumlah pelanggan telepon selular bahkan melebihi total penduduk Indonesia yang sebanyak 270,2 juta jiwa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah pemakai jaringan telepon seluler mencapai 355,6 juta pelanggan pada 2020. Angka tersebut tumbuh 4,2% dibanding tahun sebelumnya 341,27 juta jiwa.
Menurut jenis pembayarannya, terdapat 345,95 juta (97,28%) pelanggan telepon seluler yang menggunakan metode pembayaran prabayar. Terdapat pula 9,67 juta (2,76%) pelanggan telepon seluler menggunakan metode pembayaran pascabayar.