Kerugian Emiten Radio Erick Thohir Membengkak 333% di Semester I 2022
Emiten penyiaran radio yang didirikan Menteri BUMN Erick Thohir, PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI), membukukan kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 24,13 miliar pada periode semester pertama tahun ini.
Kerugian tersebut membengkak sebesar 333,41% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yang senilai Rp 5,56 triliun. Membengkaknya kerugian MARI turut berimbas pada rugi per saham dasar yang lebih dalam yakni sebesar Rp 4,59 per saham dari sebelumnya rugi Rp 1,06 per saham.
Pada enam bulan pertama tahun ini, perusahaan tercatat membukukan pendapatan bersih senilai Rp 29,46 miliar, turun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 32,21 miliar.
Pendapatan ini terdiri dari iklan radio yang bersumber dari program Rp 37,18 miliar, iklan radio spot dan adlibs memberi andil terhadap pendapatan masing-masing sebesar Rp 12,75 miliar dan Rp 8,75 miliar.
Sedangkan, pendapatan dari event off air sebesar Rp 1,07 miliar dan lain-lainnya sebesar Rp 3,64 miliar. Setelah dikurangi potongan pendapatan, maka pendapatan bersihnya hanya sebesar Rp 29,46 miliar.
Salah satu pos yang menyumbang beban terbesar adalah beban umum dan administrasi yang membengkak 55,91% menjadi Rp 53,02 miliar dari sebelumnya Rp 34 miliar.
Sedangkan, beban program dan siaran juga membengkak 462,01% menjadi Rp 17,19 miliar dari sebelumnya Rp 3,05 miliar.
Sampai dengan periode 30 Juni 2022, perusahaan memiliki aset sebesar Rp 601,38 miliar, naik dari posisi 31 Desember 2021 yang tercatat sebesar Rp 329,23 miliar. Aset tersebut terdiri dari liabilitas Rp 402,50 miliar dan ekuitas sebesar Rp 198,87 miliar.
Pada perdagangan Rabu ini (27/7), harga saham perusahaan diperdagangkan pada kisaran Rp 160 sampai dengan Rp 171 per sahamnya dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 887,70 miliar. Sejak awal tahun ini, harga saham MARI masih anjlok 64,50%.