Kalbe Bidik Penjualan Ekspor Naik 10%, Siapkan Belanja Modal Rp 1 T
Perusahaan farmasi swasta, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menargetkan kontribusi penjualan ekspor pada tahun ini akan meningkat menjadi 10% dari yang saat ini sebesar 5%.
Direktur Kalbe Farma, Bernadus Karmin Winata, mengungkapkan, salah satu pendorong kontribusi ekspor perusahaan adalah penjualan di Filipina setelah perusahaan membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) dengan perusahaan distributor consumer goods di Filipina, Ecossential Food Corp (EFC).
Perusahaan JV ini bernama Kalbe Ecossential International Inc. Dalam pembentukan JV tersebut, Kalbe International akan memliki porsi kepemilikan saham sebesar 60%, dan Ecossential Food Corp memiliki porsi 40%. JV tersebut nantinya akan fokus pada pemasaran produk-produk Kalbe non obat resep untuk pasar Filipina.
"Ekspor saat ini (kontribusinya) 5%, kami ingin meningkatkan menjadi 10%. Filipina termasuk satu dari kontribusi 5% (penambahan) dari Kalbe, perlu kita effort lebih besar kontribusinya," tutur Bernadus Karmin, dalam paparan publik, Selasa (13/9).
Pada tahun ini, perusahaan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 1 triliun yang peruntukannya untuk meningkatkan kapasitas produksi, distribusi dan perluasan jaringan.
Kemudian, pertumbuhan penjualan secara tahunan diproyeksikan akan berada di level 11% sampai dengan 15%. Sekadar gambaran, penjualan perusahaan pada semester pertama tercatat tumbuh 12,2%.
Adapun, pertumbuhan earnings per share (EPS) tahun ini diproyeksikan akan berada pada kisaran 11% sampai dengan 15% dengan target rasio pembayaran dividen 45% sampai dengan 55% dari laba bersih.
Sampai dengan enam bulan pertama tahun ini, perusahan membukukan kenaikan penjualan secara konsolidasi sebesar 12,2% menjadi Rp 13,87 triliun. Kontribusi penjualan yang terbesar masih dikontribusi dari segmen distribusi dan logistik sebesar Rp 5,06 triliun, naik 16,8% secara tahunan.
Sementara itu, laba bersih perusahaan naik 9,3% menjadi Rp 1,63 triliun dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 1,49 triliun.