Skandal Gautam Adani Seret Beberapa Nama Besar di Wall Street
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperketat pengawasan di sektor jasa keuangan. Hal itu disampaikan usai dirinya menyinggung skandal yang dialami oleh Gautam Adani, orang terkaya di Asia asal India.
Adani kehilangan US$ 120 miliar atau sekitar US$ 1.800 triliun akibat laporan "Adani Group: How The World’s 3rd Richest Man Is Pulling The Largest Con In Corporate History" Hindenburg Research yang menuding perusahaan miliknya melakukan manipulasi pasar dan skandal penipuan akuntansi. Firma riset investasi dengan fokus pada short selling yang berbasis di New York, AS menyebut ada penyimpangan yang dilakukan figur asal India itu sehingga kekayaannya melejit.
Menurut Hindenburg, Adani Group sebelumnya telah menjadi fokus dari empat investigasi penipuan besar pemerintah. Mulai dari pencucian uang, pencurian dana pembayar pajak, dan korupsi, dengan total sekitar US$ 17 miliar atau setara Rp 252 triliun.
"Hati-hati ada peristiwa besar minggu kemarin. Makronya negara bagus, mikronya ada masalah, hanya satu perusahaan. Pengawasan jangan sampai ada yang lolos seperti itu karena goreng-gorengan Rp 1.800 triliun. Itu seperempatnya PDB India hilang," kata Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023, Senin (6/2).
Melihat pergerakan bursa India, hampir seluruh emiten saham milik Gautam Adani berada dalam zona merah. Adani Enterprises turun 2,05%, Adani Transmission turun 10,00%, Adani Green Energy turun 5,00%, Adani Power turun 5,00%,dan Adani Total Gas turun 5,00%. Sedangkan Adani Port naik 8,63%
Analis Bernstein, Venugopal Garre dikutip dari CNBC mengatakan akan ada lebih banyak volatilitas di India tahun ini yang membuat pasar saham India rentan terhadap koreksi. Namun perusahaan bank investasi Goldman Sachs mengatakan bahwa perkembangan terbaru tidak mungkin menghasilkan efek limpahan untuk pasar saham India yang lebih luas.
"Kami percaya masalah kredit cenderung bersifat istimewa dan kecil kemungkinannya memiliki penularan yang lebih luas atau masalah sistemik untuk pasar kredit luar negeri India," kata analis Goldman Sachs Kenneth Ho dan Chakki Ting dikutip Senin (6/2).
Mereka mencatat ada ketidakpastian seputar Adani dengan mengatakan bahwa obligasi dolar AS yang beredar dapat merusak sentimen investor, tetapi kekhawatiran tersebut tidak mungkin memiliki dampak penularan yang lebih luas.
Tanpa menyebut nama perusahaan Adani, regulator saham India mencatat pergerakan harga yang tidak biasa di saham konglomerat bisnis. Adapun regulator menambahkan bahwa mereka sedang memantau pergerakan tersebut.
Melansir Fortune India, pemerintah pusat, Reserve Bank of India (RBI) dan Securities and Exchange Board of India (SEBI) juga turun tangan untuk meredakan kekhawatiran investor tentang dampak volatilitas saham grup Adani di pasar dan ekonomi secara keseluruhan.
Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman mengatakan bahwa pasar negara diatur dengan baik. Sementara RBI menyatakan bahwa sektor perbankan India tetap tangguh dan stabil. Begitupun eksposur bank-bank India terhadap grup Adani berada dalam batas yang diizinkan.
Sementara itu Dewan Sekuritas dan Pertukaran India pada hari Sabtu (4/2) mengatakan telah menerapkan serangkaian tindakan pengawasan yang terdefinisi dengan baik dan tersedia untuk umum. Hal itu bertujuan untuk mengatasi volatilitas yang berlebihan pada saham tertentu.
Adapun skandal yang menimpa salah satu orang terkaya dunia Gautam Adani ternyata juga menyeret nama-nama besar di Wall Street. Ini terkait dengan kepemilikan saham perusahaan-perusahaan besar dunia di perusahaan miliknya.
Di antaranya Vanguard yang memiliki 0,75% saham. Lalu BlackRock Fund Advisors memegang 0,57% dan BlackRock Advisors (U.K.) Ltd memiliki 0,17% saham.
Grup Adani sendiri telah mengeluarkan pernyataan yang membantah laporan tersebut, serta mengutuknya sebagai laporan yang tidak berdasar.
Akibat skandal ini posisi orang terkaya nomor 1 di Asia pun harus lepas dari tangan Gautam Adani. Merujuk data The Real Time Billionaire versi Forbes, Senin (6/2), Adani saat ini berada di posisi 18 orang terkaya di dunia. Sedangkan di skala Asia, Adani menjadi orang terkaya ke-3 di Asia.