Bangun Rumah Sakit, Mitra Keluarga Siapkan Belanja Modal Rp 800 M
Emiten rumah sakit, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) menyiapkan modal belanja atau capital expenditure (capex) senilai Rp 750 miliar hingga Rp 800 miliar untuk 2023.
Head of Investor Relations Mitra Keluarga Karyasehat Aditya Widjaja mengatakan, belanja modal tersebut sebagian besar untuk pembangunan rumah sakit (RS), peremajaan alat-alat medis, dan peningkatan kapasitas. Adapun, belanja modal tersebut bersumber dana internal perseroan.
Aditya mengatakan, perseroan sudah membuka dua RS Mitra Keluarga pada awal Januari 2023 di Pamulang dan Slawi. Lalu untuk rumah sakit yang berlokasi di Grand Wisata masih dalam proses pembangunannya
Selain itu pada kuartal dua, perseroan akan memulai pembangunan dua rumah sakit yang berlokasi di sekitar Jawa Barat dan Jabodetabek yang rampung pada 2024.
"Tahun ini kami baru buka Radiotherapy Center pertama di Mitra Keluarga Bekasi Timur. Rencananya kami juga akan tambah layanan ini di lokasi lain sekitar satu hingga dua radiotherapy center yang baru," katanya kepada Katadata, Senin (13/2).
Di samping itu, perseroan sedang meningkatkan kompleksitas layanan melalui pembukaan dan investasi center of excellence di beberapa titik RS Mitra Keluarga.
Analis Mirae Sekuritas Indonesia Emma A Fauni mengatakan, dari segi valuasi MIKA saat ini diperdagangkan pada price earnings ratio (P/E) atau rasio harga penghasilan konsensus tahun 2023 sebesar 36,8 kali.
Menurutnya valuasi premium ini dijustifikasi oleh margin keuntungannya yang unggul karena pertama layanan premiumnya yang lebih baik. Selain itu yang kedua karena catatan kualitas pendapatan perseroan.
"Kami kira MIKA merupakan pilihan yang baik bagi investor dengan time horizon investasi jangka panjang," katanya dalam riset resminya, Senin (13/2).
Hingga penutupan perdagangan hari ini, saham Mitra Keluarga Karyasehat terpantau naik 2,38% atau 70 poin menjadi Rp 3.010 per saham. Volume saham yang diperdagangkan tercatat 8,44 juta dengan nilai transaksi Rp 25,35 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 1.425 kali, dengan rentang harga penjualan Rp 2.940-3.030 per saham. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 42,88 triliun.