Jejak Bisnis Gautam Adani di Indonesia
Salah satu anak perusahaan Grup Adani milik mantan orang terkaya nomor 1 Asia Gautam Adani, yaitu Adani Wilmar Limited ternyata erat kaitannya dengan Indonesia. Perusahaan hasil merger antara Adani dengan miliarder agribisnis Singapura Kuok Khoon Hong, Wilmar Internasional itu memiliki bisnis turunan dari kelapa sawit.
Indonesia seperti diketahui menjadi produsen kelapa sawit terbesar di dunia hingga banyak pengusaha yang terjun pada bisnis ini.
Melalui catatannya, Disway, mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan menuliskan salah satu nama anak perusahaan Grup Adani yaitu Adani Wilmar. Yakni anak hasil perkawinan antara Adani dan Wilmar. Tapi Wilmar di situ bukan Wilmar perusahaan Indonesia, melainkan Wilmar Internasional, perusahaan Singapura.
“Hanya saja kebun sawit luasnya dan pabrik minyak goreng yang begitu banyaknya ada di Indonesia,” katanya dikutip Rabu (15/2).
Dalam website resmi perseroan, Adani Wilmar merupakan salah satu dari sedikit perusahaan Fast Moving Consumer Good (FMCG) besar di India. Perseroan menawarkan sebagian besar komoditas dapur penting bagi konsumen India, termasuk minyak goreng, tepung terigu, beras, kacang-kacangan, dan gula.
Kegiatan bisnis Adani Wilmar meliputi penanaman kelapa sawit, penghancuran biji minyak, penyulingan minyak nabati, penggilingan dan penyulingan gula, lemak khusus, bahan kimia oleo, biodiesel dan pembuatan pupuk serta pengolahan biji-bijian.
Perseroan memiliki lebih dari 850 pabrik manufaktur dan jaringan distribusi yang luas, mencakup Cina, India, Indonesia, dan 30 negara lainnya.
Produknya ditawarkan dengan beragam merek di seluruh spektrum harga yang luas dan melayani kelompok pelanggan yang berbeda, salah satunya adalah minyak goreng Fortune. Fortune sendiri merupakan merek minyak goreng yang cukup terkenal di Indonesia dan mudah didapatkan di jaringan ritel Tanah Air.
Sedangkan di India, Fortune merupakan merek minyak nabati nomor satu di India. “Fortune merek andalan kami adalah merek minyak nabati dengan penjualan terbesar di India,” tulis manajemen dalam website perseroan dikutip Selasa (14/2).
Adani Wilmar adalah perusahaan patungan yang didirikan pada Januari 1999 antara Grup Adani dan Grup Wilmar.
Grup Adani yang dimiliki pria bernama lengkap Gautam Shantilal Adani ini merupakan grup bisnis terdiversifikasi multinasional dengan kepentingan signifikan di bidang transportasi dan logistik, serta sektor energi dan utilitas. Sementara Grup Wilmar seperti diketahui merupakan perusahaan terkemuka di Asia Kelompok usaha agribisnis.
Sebagai perusahaan patungan antara Grup Adani dan Grup Wilmar, manajemen mendapat manfaat yang kuat. “Kami mendapat manfaat dari pemahaman mendalam Grup Adani tentang pasar lokal, pengalaman luas dalam perdagangan domestik dan jaringan logistik canggih di India, serta memanfaatkan kemampuan sumber daya global dan pengetahuan teknis Grup Wilmar,” tulis manajemen.
Adani Wilmar hingga saat ini memiliki 23 pabrik di 10 negara bagian di India. Selain itu, per 31 Maret 2021, untuk memenuhi kelebihan permintaan dan memastikan keberadaan di berbagai lokasi yang dekat dengan pelanggan akhir, perseroan menggunakan 28 unit tol di seluruh India. Adani Wilmar memiliki kantor pusat di Ahmedabad, India dan karyawan sebanyak 2.409 orang.
Terkait kisruh yang menimpa Gautam Adani, saham Adani Wilmar Ltd (ADAW) yang tercatat di National Stock Exchange of India Limited (NSE) dalam tren menurun. Pada perdagangan 2 Februari 2023 saham ADAW ada di level 421 namun per 15 Februari siang ini turun ke 403 per sahamnya.
Kisruh bermula dari laporan Hindenburg Research yang menyebutkan adanya tuduhan bahwa perusahaan Adani melakukan "penipuan terbesar dalam sejarah perusahaan". Setelah laporan Hinderburg keluar, perusahaan Adani telah kehilangan nilai US$ 110 miliar atau setara dengan Rp 1.660,45 triliun.
Berdasarkan Forbes Real Time Billionaires, Rabu (15/2) siang, kekayaan Adani telah berkurang menjadi US$ 52,3 miliar dan peringkatnya makin jatuh ke posisi orang terkaya nomor 24 di dunia dari sebelumnya di posisi 3 dunia.