Tambah Lahan 3.000 Ha, Nusantara Sawit Incar Laba Rp 100 M Tahun Ini
PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSSS) targetkan laba Rp 100 miliar untuk sepanjang tahun 2023.
Emiten perkebunan sawit yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (10/3) tersebut ini juga menargetkan pendapatan hingga Rp 1,4 triliun hingga akhir 2023.
Direktur NSSS Miniwati mengatakan, pendapatan dikontribusikan oleh tiga segmen bisnis. Yakni minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO), inti kelapa sawit atau palm kernel (PK) dan tandan buah segar (TBS).
Tak hanya itu, perseroan juga berencana untuk menambah luas lahan perkebunan seluas 3.000 hektare (Ha) tahun ini. Hingga saat ini, NSSS memiliki total lahan tertanam seluas 26.000 Ha.
Saat ini perseroan tengah mengembangkan dua wilayah lahan baru yang berlokasi di Kapuas dan Gunung Mas di Kalimantan Tengah.
“Di wilayah Kapuas akan ada penambahan 1.000 hektare, sedangkan di wilayah Gunung Mas akan ada penambahan 2.000 Ha,” kata Miniwati di gedung BEI, Jakarta, Jumat (10/3).
Sedangkan untuk dana hasil penawaran umum atau initial public offering (IPO) akan digunakan Nusantara Sawit Sejahtera untuk membiayai pembangunan fasilitas produksi, pembiayaan penanaman baru, dan modal kerja entitas anak.
Untuk fasilitas produksi ditargetkan rampung pada kuartal terakhir tahun ini. Dengan penambahan pabrik baru tersebut, produksi perseroan diperkirakan mencapai 400.000 ton TBS pada akhir tahun.
Pada hari pertama perdagangannya, saham NSSS pada sesi I ditutup dalam zona hijau dengan peningkatan 2,36% atau naik 3 poin menjadi Rp 130 per saham. Volume perdagangannya mencapai 670 juta dengan nilai transaksi Rp 87,7 miliar dan frekuensi 31.240 kali.
Dalam hajatan IPO, NSSS melepas sebanyak 3,56 miliar saham baru atau 15% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp 50. Sehingga jumlah dana yang dihimpun perseroan dari aksi korporasi ini sebesar Rp 453,16 miliar.