Hero Supermarket Ubah Rugi Jadi Laba Rp 59,11 Miliar
PT Hero Supermarket Tbk (HERO) membukukan pendapatan bersih Rp 4,43 triliun hingga kuartal IV 2022. Raihan tersebut naik 27,44% dibandingkan Rp 3,48 triliun pada kuartal IV tahun sebelum.
Melansir laporan keuangan perseroan, pendapatan kotor HERO tercatat senilai Rp 5,22 triliun. Namun raihan pendapatan perseroan berkurang akibat potongan rabat Rp 783,62 miliar yang meningkat 54,52% pada akhir 2022 dari tahun sebelumnya Rp 507,13 miliar.
Pendapatan HERO dikontribusi dari pendapatan eceran Rp 4,76 triliun atau naik 29,8% dari Rp 3,66 triliun. Lalu dari konsinyasi, perusahaan meraup pendapatan Rp 567,54 miliar, meningkat 19,5% pada akhir dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun demikian, Hero Supermarket mengantongi laba tahun berjalan Rp 59,11 miliar pada tahun 2022. Berbalik dari kerugian Rp 963,52 miliar pada tahun sebelumnya.
Beban pokok pendapatan perusahaan tercatat meningkat 31,51% menjadi Rp 2,58 miliar hingga akhir 2022. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya beban pokok pendapatan Rp 1,96 triliun.
Sementara beban usaha HERO menurun 9,31% menjadi Rp 1,87 triliun. Sebelumnya beban usaha perseroan tercatat Rp 1,96 triliun.
Sementara aset Hero Supermarket meningkat 10,15% menjadi Rp 6,91 triliun hingga akhir 2022. Aset pada Desember 2021 yaitu Rp 6,27 triliun. Lalu liabilitas perusahaan Rp 5,97 triliun, naik 10,6% dibandingkan Desember 2021 yaitu Rp 5,39 triliun.
Di lain sisi, ekuitas HERO turut mengalami peningkatan 7,36% menjadi Rp 938,13 miliar hingga 2022. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 873,82 miliar.
Adapun gerai ritel mengalami tekanan sejak pandemi sebab mengalami kerigian bahkan hingga harus tutup permanen. Misalnya anak perusahaan PT Hero Supermarket Tbk yaitu Giant yang menutup gerainya di Indonesia.
Sebelumnya Pakar Pemasaran dan Perilaku Konsumen dari Universitas Indonesia Sri Rahayu Hijrah Hati mengatakan bahwa terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan gerai ritel tutup. Faktor tersebut di antaranya adalah ekspansi berlebihan, pandemi, pertumbuhan ekonomi, demografi dan perubahan perlaku konsumen.
"Masyarakat sudah mulai merasa nyaman dengan melakukan belanja online sehingga pertumbuhan ritel offline agak sedikit menurun, namun secara umum nilainya sangat besar," ujarnya.
Saham HERO hingga perdagangan pada 14.00 WIB naik 14,34% atau 175 poin ke level Rp 1.395 per saham. Volume perdagangan mencapai 52,5 juta dengan nilai transaksi Rp 67,96 miliar dan frekuensi 56 kali.
