Ellen May Bahas Saham Koleksi Lo Kheng Hong PGAS, Apa Katanya?
Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang antara lain dimiliki oleh investor kawakan Lo Kheng Hong dinilai masih cukup menarik untuk dikoleksi. Apalagi PGAS merupakan salah satu saham sektor energi yang tergolong blue chip alias saham lapis satu di bursa. Saham PGAS tercatat masuk daftar indeks LQ45 periode Agustus 2023-Februari 2024.
Founder and CEO Emtrade Ellen May mengatakan, perlu ada pemahaman sebelumnya jika investor ingin membeli suatu saham. Selain fundamental, menurutnya tak kalah penting untuk melihat dari sisi teknikalnya.
Saham PGAS menurutnya bisa menuju ke posisi Rp 1.500 per lembar dalam waktu dekat. Hal itu didorong katalis yang positif juga secara teknikal.
“Jadi sekarang saham PGAS masih menarik,” katanya dalam siaran langsung Instagram Ellen May, Rabu (13/9) malam.
Secara fundamental, kinerja PGAS menurutnya masih cukup baik meski laba bersih anak usaha Pertamina yang bergerak di bidang gas alam tersebut mengalami terkoreksi pada semester satu 2023.
Laba bersih PGAS tercatat sebesar US$ 145,32 juta pada periode Januari-Juni 2023 atau turun 39% dibandingkan US$ 242,96 juta pada periode sama tahun 2022. Laba bersih tercatat turun akibat beban biaya yang tinggi sebagai imbas kebijakan yang di luar dari kendali manajemen PGAS terutama berkaitan kebijakan harga gas bumi tertentu.
Padahal pendapatan PGAS tercatat naik 2,5% menjadi sebesar US$ 1,78 miliar dibandingkan US$ 1,74 miliar pada semester I 2022.
PGAS secara katalis, menurut Ellen masih positif. Hal itu nampak dari langkah perseroan yang mengintegrasikan infrastruktur dan layanan gas bumi di area Batam. Tujuannya, untuk optimalisasi pemenuhan kebutuhan gas bumi bagi rumah tangga, industri, transportasi dan kelistrikan.
Penerima gas terbesar adalah pembangkit listrik sebesar 82 persen dan diikuti oleh sektor industri. Penyerapan yang besar ini simetris dengan potensi pertumbuhan demand di sektor industri dan kelistrikan wilayah Kepulauan Riau, khususnya di pulau Batam, Bintan dan Kundur.
PGAS memiliki pipa distribusi sepanjang 273,46 kilometer di area Batam untuk menyalurkan gas bumi kepada 5.971 pelanggan dengan komposisi 4.806 pelanggan rumah tangga, 65 pelanggan kecil, 100 pelanggan industri, dan 6 pembangkit listrik.
“Katalis positif yang bisa dorong PGAS di akhir tahun, ada fasilitas di Batam,” kata Ellen.
Adapun secara keseluruhan volume niaga gas yang disalurkan PGAS sebagai Subholding Gas Pertamina di area Batam sampai dengan Juni 2023 sebesar 90,62 BBTUD.
Sementara secara teknikal PGAS menurutnya juga masih cukup murah. Hal itu dapat dilihat dari monthly chart. “Jadi buat jangka menengah masih menarik,” kata Ellen.
Data RTI mencatat, harga saham PGAS saat ini memiliki PER yang kecil, yakni 7,48. Kemudian rasio PBV saham PGAS juga di bawah 1, yakni 0,85. Lalu harga saham PGAS saat ini juga berada di bawah rata-rata lima tahun. Dalam lima tahun terakhir, harga saham PGAS sempat mencapai level tertinggi Rp 2.650, yakni pada 22 Februari 2019.
Pada penutupan perdagangan Rabu (13/9) saham PGAS ditutup melonjak 6,69% ke posisi Rp 1.435 per lembar. Namun secara tahun berjalan saham PGAS telah turun 17,53%. Lalu pada perdagangan Kamis (14/9) pukul 10.12 WIB saham PGAS tengah menguat 0,35% ke Rp 1.440 per lembar.