TPIA Hentikan Sementara Operasional Pabrik Ethylene di Cilegon
Perusahaan yang terafiliasi dengan konglomerat Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), menghentikan operasional pabrik ethylene di Cilegon, Banten, pada Sabtu (20/1). Operasi pabrik tersebut dihentikan setelah terjadi kegagalan fungsi alat penunjang yang menyebabkan timbulnya aroma tidak sedap.
Erri Dewi Riani, General Manager of Legal & Corporate Secretary Chandra Asri, mengatakan penghentian operasional pabrik ethylene merupakan wujud kepatuhan dan ketaatan perusahaan terhadap seluruh proses, serta arahan dari pihak yang berwenang. Namun, Erri menyebut pabrik TPIA lainnya masih beroperasi sebagai penopang kelangsungan industri lainnya.
“Aktivitas shutdown berlangsung sesuai dengan standard operating procedure (SOP) dan prosedur yang berlaku dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan karyawan serta masyarakat sekitar,” ujar Erri dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (23/1).
Pada Sabtu (20/1) sekitar pukul 05.00 WIB, pabrik tersebut mengalami kegagalan fungsi alat penunjang yang berhubungan dengan air pendingin yang mengandung hidrokarbon. Erri mengatakan saat itu perseroan melakukan shutdown pabrik dan melakukan pembakaran di cerobong, yakni membakar senyawa hidrokarbon. Ia mengatakan tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Menurut Erri, aroma tidak sedap muncul kemungkinan karena pembakaran hidrokarbon yang disebabkan oleh kegagalan fungsi alat penunjang yang berhubungan dengan air pendingin. Chandra Asri masih menyelidiki untuk memastikan sumber utama aroma tidak sedap tersebut.
"Tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri telah melakukan pemeriksaan dan pengecekan pada hari Minggu (21/1). Dalam konferensi pers di Polres Cilegon dinyatakan bahwa gas hidrokarbon di area kejadian masih sesuai dengan nilai baku mutu yang ditetapkan pemerintah sehingga dinyatakan aman," ujarnya.
Strategi perusahaan untuk menanggulangi permasalahan tersebut agar tidak terulang kembali adalah dengan menghentikan produksi dan menutup sumber bau dengan mengisolasi sistem. Selanjutnya, Chandra Asri akan menutup area seluas 500 m2 yang terdampak air pendingin dengan terpal, menyampaikan informasi keadaan darurat kepada instansi terkait dan masyarakat sekitar, serta memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat yang terdampak.
Chandra Asri juga memantau kondisi udara dengan lab eksternal di tiga titik lokasi pemantauan pada 21 Januari 2024. Perusahaan akan melakukan inspeksi terhadap semua alat penunjang dan melakukan penggantian bila diperlukan.
“Perseroan juga akan meningkatkan pengawasan terhadap seluruh operasional pabrik, meningkatkan maintenance pabrik, serta memperketat sistem keamanan pabrik,” kata Erri.
Perusahaan akan mengganti alat penunjang dan maintenance lanjutan pada beberapa alat penunjang yang mengalami kendala. Dengan demikian, pengoperasian kembali pabrik ethylene Chandra Asri akan dilakukan setelah manajemen selesai melakukan review mendalam untuk memastikan kesiapan pabrik tersebut.