Rugi Pengelola KFC Indonesia Melonjak 8 Kali Lipat Jadi Rp 325,5 M
Pengelola jaringan makanan cepat saji Kentucky Fried Chicken (KFC) Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), mencatatkan rugi komprehensif periode berjalan sebesar Rp 325,5 miliar pada semester I 2024. Kerugian tersebut membengkak delapan kali lipat dibandingkan kerugian semester I 2023 sebesar Rp 35,34 miliar.
Kondisi ini terjadi karena pendapatan perusahaan yang menurun dan meningkatnya beban-beban. Pada semester I 2024, FAST membukukan pendapatan Rp 2,48 triliun, turun 20,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,12 triliun.
Beban pokok penjualan perusahaan turun 7,1% menjadi Rp 1,06 triliun. Beban penjualan dan distribusi FAST juga turun 9,43% menjadi Rp 1,44 triliun.
Namun, beban operasi lain melonjak 119,16% menjadi Rp 22,07 miliar dari Rp 10,07 miliar. Beban keuangan juga membengkak 9,08% menjadi Rp 39,87 miliar.
Rugi periode berjalan FAST pada semester I 2024 mencapai Rp 349,75 miliar, melonjak 6.190% jika dibandingkan dengan semester I 2023 yang rugi Rp 5,56 miliar.
Pada akhir tahun lalu, pengelola waralaba KFC dan Taco Bell ini mengungkapkan bahwa aksi boikot terhadap produk-produk yang dinilai mendukung atau memiliki keterkaitan dengan Israel membuat penjualan perusahaan terdampak. Namun, perusahaan tidak menyebut secara detail berapa besar nilai penurunan penjualan dan transaksi akibat aksi boikot tersebut.
FAST merilis sejumlah produk baru dan melakukan promosi yang dirancang untuk menggantikan transaksi yang hilang. Pada akhir tahun lalu, FAST mencatat penjualan sebesar Rp 5,93 triliun, naik tipis 1,02% dibandingkan penjualan 2022 yang sebesar Rp 5,86 triliun.
Per 31 Desember 2023, perusahaan membukukan rugi komprehensif Rp 351,85 miliar, membengkak 523,18% dibandingkan dengan periode 2022 yang rugi Rp 56,46 miliar.