BUMA Raih Perpanjangan Kontrak Rp 107,8 Triliun dari Anak Usaha Bayan Group

Patricia Yashinta Desy Abigail
28 Oktober 2024, 19:06
BUMA, anak usaha DOID
BUMA Australia
PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), meraih perpanjangan kontrak jangka panjang dengan PT Indonesia Pratama (IPR) yang merupakan anak usaha PT Bayan Resources Tbk (BYAN).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Anak usaha PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID),  yaitu PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), meraih perpanjangan kontrak jangka panjang dengan PT Indonesia Pratama (IPR) yang merupakan anak usaha PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Perpanjangan kontrak ini akan memberikan  kontribusi besar terhadap pendapatan BUMA senilai Rp 107,8 triliun atau sekitar US$7,8 miliar. 

Penandatanganan amendemen perjanjian ini dilaksanakan pada 23 Oktober 2024. Periode perpanjangan kontrak berlangsung selama 11 tahun, yaitu dari 2024 hingga 2035.  Direktur Utama Delta Dunia Group Ronald Sutardja mengatakan perjanjian ini mencakup peningkatan signifikan dalam pengupasan lapisan tanah penutup atau overburden removal hingga 1,827 miliar bcm atau bank cubic meter.

"Serta peningkatan produksi batu bara mencapai 465 juta ton selama periode kontrak," kata Ronald dalam keterangan resminya, Senin (28/10). 

Direktur Utama BUMA Indra Kanoena mengatakan, perjanjian ini merupakan bentuk kepercayaan dan komitmen jangka panjang dari Grup Bayan dalam memperkuat hubungan strategis dan berkelanjutan dengan perusahaan. Dengan amendemen perjanjian ini, BUMA berkomitmen untuk terus meningkatkan keunggulan operasional dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan bersama bagi BUMA dan Bayan Group.

”Kami berharap dapat menjaga momentum positif ini, sehingga terus meraih peluang pertumbuhan, baik bagi kami maupun para pemangku kepentingan," ujar Indra.

Sebagai informasi, DOID sebagai induk usaha BUMA mencatatkan rugi bersih senilai US$ 26,58 juta atau  setara dengan Rp 432,27 miliar dengan asumsi kurs Rp 16.260 per dolar Amerika Serikat (AS) pada semester I 2024. Jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, emiten jasa pertambangan ini masih mampu membukukan laba bersih senilai US$ 4,92 juta atau sekitar Rp 80 miliar.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...