Laba Melonjak 1.481%, PAM Mineral (NICL) Bagikan Dividen Rp 159 Miliar
Perusahaan tambang nikel PT PAM Mineral Tbk (NICL) akan membagikan dividen interim Rp 15 per saham untuk periode buku yang berakhir 31 Maret, dengan total nilai Rp 159,53 miliar. Jumlah ini setara 82,6% dari laba bersih periode berjalan Rp 193,13 miliar.
Direktur Utama NICL Ruddy Tjanaka mengatakan kinerja positif itu merupakan hasil dari strategi tepat perusahaan dalam menghadapi dinamika pasar. Ia juga menegaskan kondisi keuangan perusahaan cukup solid, dengan kas internal yang surplus dan mampu menunjang kebutuhan operasional.
“Dengan begitu, pembayaran dividen interim ini tidak akan mengganggu kegiatan operasional Perseroan dan dapat memenuhi kewajiban kepada kreditor,” kata Ruddy dalam keterangan pers, Kamis (12/6).
PAM Mineral meraup laba periode berjalan yang diatribusikan induk naik 1.481% secara tahunan alias year on year (yoy) Rp 192,85 miliar sepanjang kuartal pertama.
PAM Group dimiliki oleh Christopher Sumasto Tjia, putra dari konglomerat Adi Sumasto Tjia, pendiri Jatra Hotels. Christopher juga menjabat sebagai Direktur Utama di sejumlah perusahaan publik, termasuk PT Wulandari Bangun Laksana Tbk dan PT Bima Sakti Pertiwi Tbk.
NICL tercatat konsisten membagikan dividen selama tiga tahun terakhir. NICL sempat membagikan dividen dengan besaran payout ratio 19,42% pada tahun buku 2022 atau Rp 29,17 miliar. Besarannya melonjak menjadi 137,18% pada tahun buku 2023 yakni Rp 37,22 miliar, dan 40,04% atau Rp 127,62 miliar pada tahun buku 2024.
Ruddy mengatakan pembagian dividen interim Rp 159,53 miliar dinilai sejalan dengan harga saham NICL yang naik 400% sejak awal tahun. Berdasarkan harga penutupan per 12 Juni di level Rp 1.275 per saham, dividen interim ini mencerminkan dividend yield 1,18%.
Jadwal pembagian dividen PAM Mineral sebagai berikut:
- Cum date di pasar regular dan pasar negosiasi: 20 Juni
- Ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi: 23 Juni
- Daftar pemegang saham yang berhak atas dividen: 24 Juni pukul 16.00 WIB
- Pembayaran dividen: 30 Juni 2025
PAM Mineral Genjot Produksi
Ruddy menyampaikan perusahaan telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mendukung pengembangan usaha dalam jangka pendek maupun panjang. Dalam waktu dekat, NICL akan melanjutkan kegiatan pengeboran untuk memperkuat cadangan mineral.
Perseroan menargetkan produksi 809.875 WMT tahun ini, dengan target berdasarkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) 1.798.791 WMT. Volume penjualan ditargetkan 2,6 juta ton bijih nikel dengan kadar 1,3%–1,65% Ni.
Selain ekspansi operasional, NICL memperkuat penerapan prinsip ESG dan tata kelola perusahaan (GCG), memperbarui studi kelayakan, meningkatkan kapasitas anak usaha, serta melakukan pemeliharaan laboratorium QAQC. Perseroan turut melakukan digitalisasi melalui pengembangan bank data berbasis algoritma untuk mendukung efisiensi dan akurasi operasional.
“Perseroan juga menargetkan penyelesaian akuisisi PT Sumber Mineral Abadi dalam waktu dekat,” kata Ruddy.
PT PAM Mineral Tbk (NICL) berfokus pada eksplorasi berkelanjutan dan peningkatan kapasitas produksi, termasuk melalui modifikasi cuaca dan perpanjangan IUP hingga 2035. Perseroan juga tengah merevisi dokumen feasibility study (FS) dan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
Di sisi pemasaran, Ruddy mengatakan NICL berupaya memperluas jaringan mitra dengan smelter dan trader, khususnya di wilayah Sulawesi hingga Halmahera. Selain itu, peluang kemitraan strategis terus dibuka demi mendorong percepatan ekspansi dan penciptaan nilai tambah jangka panjang.
Ia optimistis NICL dapat menjaga momentum pertumbuhan yang berkelanjutan sekaligus memperkuat kontribusi bagi industri dan para pemangku kepentingan.
