Arsari Milik Hashim, ISAT dan Northstar Dirikan FiberCo, Bersiap Listing di BEI?
Entitas bisnis milik adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo yaitu Arsari Group menggandeng Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dan Northstar Group untuk membangun perusahaan infrastruktur serat optik. Kerja sama dilakukan dengan skema kemitraan strategis dengan membuat perusahaan patungan bernama FiberCo.
Lewat kerja sama ini ketiga perusahaan mendirikan FiberCo dengan nilai perusahaan mencapai Rp 14,6 triliun. Deputy CEO and COO Arsari Group, Aryo PS Djojohadikusumo mengungkap kerja sama ini akan memberikan dampak jangka panjang untuk ketiga entitas bisnis.
“Kolaborasi ini membuka nilai dari aset yang ada, sekaligus mobilisasi modal jangka panjang untuk menjawab kesenjangan fixed product di Indonesia,” kata Aryo dalam konferensi pers di kantor pusat Indosat, di Jakarta Pusat, Selasa (23/12).
Dalam kemitraan tersebut, Indosat berencana memisahkan hampir seluruh aset fiber optik domestiknya. Perusahaan baru ini selanjutnya akan beroperasi sebagai platform infrastruktur fiber optik independen dan berakses terbuka (open-access).
“Kami mengumumkan investasi di digital infrastructure fiber yang independen di Indonesia. Ini juga akan kami padukan dengan investasi Arsari di clean energy, atau energi terbarukan yang nanti akan kami bangun di seluruh Indonesia,” ujar Aryo lagi.
Rencana Transaksi, Bersiap Tercatat di BEI
Merujuk white paper pendirian FiberCo diketahui bahwa entitas ini akan mengelola jaringan serat optik terintegrasi sepanjang lebih dari 86 ribu kilometer, mencakup backbone nasional, kabel laut domestik, serta jaringan akses ke menara telekomunikasi dan kawasan bisnis. Perusahaan juga tercatat akan mengoperasikan 45% jaringan di Pulau Jawa dan 55% jaringan luar Jawa.
Struktur kepemilikan FiberCo dirancang dengan Indosat mempertahankan sekitar 45% saham. Selanjutnya sekitar 45% lainnya dimiliki bersama oleh Arsari Group dan Northstar Group. Sementara itu sebagian kecil saham dilepas ke publik melalui mekanisme free float atau beredar bebas di publik.
Meski sudah menjelaskan skema kepemilikan saham, baik Indosat maupun Arsari belum mengungkap status perusahaan FiberCo yang didirikan. Perusahaan tidak menyebut secara spesifik rencana untuk melantai di bursa efek indonesia melalui pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO).
Dalam white paper perusahaan hanya memastikan bahwa saham perusahaan nantinya akan diarahkan untuk tercatat di bursa efek Indonesia. Selain itu tentang kapan rencana tercatat di BEI belum diungkap kepada publik.
Lebih jauh mengenai skema yang akan diambil, Indosat dalam keterbukaan informasi di BEI menyebutkan aksi lanjutan akan ditentukan kemudian. Namun perusahaan mengindikasikan akan ada pengambilalihan atas FiberCo yang secara tidak langsung melalui suatu perusahaan terbuka yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia.
“Transaksi tersebut akan mengakibatkan Para Pihak menjadi pemegang saham secara langsung di PT Tbk dan selanjutnya PT Tbk akan memiliki mayoritas saham di dalam Perusahaan Target,” tulis manajemen Indosat dari keterbukaan informasi.
Selanjutnya para pihak akan melakukan serangkaian transaksi yang mencakup pengalihan Aset ke dalam Perusahaan Target dan pengambilalihan Perusahaan Target oleh PT Tbk melalui kombinasi utang dan penyetoran modal dalam bentuk non-tunai. Juga terbuka opsi setoran modal secara tunai yang diperoleh melalui penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu oleh PT Tbk.
Meski begitu, manajemen menyatakan perjanjian Investasi ini merupakan dokumen awal sebagai kerangka atas pelaksanaan rencana transaksi. Selanjutnya tahapan transaksi akan bergulir sesuai mekanisme.
President Director and CEO IOH, Vikram Sinha menyatakan kemitraan ini dirancang untuk memberikan manfaat nyata bagi Indonesia, Indosat beserta para pemegang sahamnya, serta FiberCo sebagai entitas baru.
“Indosat akan memisahkan hampir seluruh aset serat optik domestiknya namun tidak termasuk kabel bawah laut internasional ke dalam FiberCo, yang akan bergabung dengan perusahaan infrastruktur yang terdaftar di bursa saham,” ujar Vikram.
Menurut Vikram, skema kerja sama nantinya memungkinkan tiga entitas membangun platform serat optik independen bernilai tambah yang lebih tangguh. Dengan struktur kepemilikan saham yang baru, Indosat menurut Vikram tetap akan mempertahankan posisi strategis perusahaan.
“Struktur ini memungkinkan Indosat untuk membuka nilai pemegang saham yang signifikan sambil mempertahankan kendali operasional atas pengembangan dan pengelolaan jaringan FiberCo serta berpartisipasi dalam potensi keuntungan di masa depan,” ujar Vikram.
Lebih jauh Vikram mengatakan, bagi Indosat dan para pemegang sahamnya, transaksi ini menghadirkan nilai strategis yang signifikan. Langkah ini sekaligus menegaskan fokus Indosat pada bisnis intinya sebagai operator telekomunikasi terdepan yang berorientasi pada peningkatan pengalaman pelanggan dan pengembangan solusi digital yang lebih luas.
Prospek Bisnis FiberCo
Dalam pengembangannya, model open-access yang diusung FiberCo memisahkan kepemilikan infrastruktur pasif dari penyediaan layanan ritel. Skema ini memungkinkan berbagai penyedia layanan, perusahaan, hyperscaler, hingga institusi publik memanfaatkan jaringan fiber bersama.
Merujuk white paper pendirian, FiberCo merepresentasikan konvergensi yang jarang terjadi antara modal swasta, infrastruktur strategis, dan tujuan pembangunan nasional. FiberCo diposisikan sebagai infrastruktur yang siap mendukung kebutuhan pusat data, komputasi awan, edge computing, hingga pengembangan ekonomi berbasis kecerdasan buatan (AI).
Estimasi awal, FiberCo dapat mendukung 8 ribu tahun-kerja (job-years), yang mencakup konstruksi, operasi, layanan digital, dan industri hilir. Kemitraan ini dirancang untuk memperluas cakupan jaringan serat optik secara nasional dan memperkuat fondasi infrastruktur digital Indonesia melalui kepemilikan bersama, tata kelola yang kuat, dan keselarasan jangka panjang.
Kolaborasi ini bagi Arasari mencerminkan komitmen perusahaan untuk mendiversifikasi usaha ke sektor-sektor dengan pertumbuhan tinggi. Sementara itu, Northstar Group berperan sebagai mitra investasi dengan fokus pada penguatan tata kelola dan pengembangan platform infrastruktur berskala nasional.
