Keyakinan Konsumen Turun pada Juli, Masyarakat Lebih Hemat Belanja
Bank Indonesia melaporkan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi menurun pada Juli. Penurunan ini sejalan dengan penurunan porsi belanja masyarakat, sedangkan porsi tabungan dan pembayaran cicilan naik.
Penurunan optimisme konsumen terlihat dari penurunan Indeks Keyakinan Konsumen atau IKK pada Juli sebesar 123,5 menurun dari bulan sebelumnya 127,1. IKK Juli tersebut merupakan yang terendah dalam empat bulan terakhir.
"Tetap kuatnya keyakinan konsumen pada Juli 2023 didorong oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tetap optimis," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya, Selasa (8/8).
Keyakinan konsumen terpantau tetap optimis pada seluruh kategori pengeluaran. Optimisme tertinggi tercatat pada responden dengan pengeluaran di atas Rp 5 juta.
Keyakinan konsumen pada Juli 2023 berdasarkan usia juga terpantau optimis pada seluruh kategori usia responden. Sementara scara spasial, sebagian besar kota mencatat penurunan IKK, dengan penurunan terdalam terjadi di Palembang sebanyak 15,7 poin, diikuti Semarang 8,5 poin dan Medan 8,3 poin. Sementara itu, beberapa kota lainnya mencatat peningkatan yang tertinggi di Mataram, Padang dan Pontianak.
Optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini menurun pada Juli dibandingkan enam bulan lalu .Ini seiring dengan optimisme masyarakat terhadap penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja saat ini tang menurun menurun meski indeks pembelian barang tahan lama meningkat.
Selain itu, optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan tidak setinggi survei Juni. Optimisme terhadap penghasilan, ketersediaan lapangan kerja dan ekspektasi kegiatan usaha enam bulan ke depan menurun.
Seiring penurunan optimisme tersebut, porsi pendapatan konsumen yang dipakai untuk konsumsi menurun. Pada Juli, sebesar 75,5% pendapatan masyarakat digunakan untuk konsumsi, menurun dibandingkan bulan sebelumnya 75,7%.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, rata-rata porsi konsumsi terhadap pendapatan terpantau menurun pada hampir seluruh kategori pengeluaran, kecuali pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp 1–2 juta. Di sisi lain, porsi untuk tabungan dan pembayaran cicilan utang meningkat. Porsi tabungan naik tipis 0,1 poin menjadi 15,4% dan porsi cicilan naik 0,1 poin menjadi 9,1%.
"Porsi tabungan terhadap pendapatan pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp 2,1–3 juta dan Rp 4,1–5 juta per bulan terindikasi meningkat," demikian tertuang dalam laporan BI.