Menlu Sugiono Bentuk Ditjen Baru untuk Perkuat Diplomasi Ekonomi Indonesia

Ferrika Lukmana Sari
10 Januari 2025, 17:02
ekonomi
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nym.
Menteri Luar Negeri Sugiono menyampaikan paparan saat rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/12/2024). Rapat tersebut membahas rencana program kerja 100 hari Kementerian Luar Negeri.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono mengumumkan pembentukan Direktorat Jenderal Hubungan Ekonomi dan Kerja Sama Pembangunan (HEKSP).

"Langkah ini dilakukan untuk mengkoordinasikan dan memperkuat diplomasi ekonomi Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi global," kata Sugiono dalam Pernyataan Pers Tahunannya (PPTM) di Jakarta, Kamis (9/1).

Sugiono menyoroti tantangan Indonesia di tengah ketidakadilan kebijakan ekonomi dan perdagangan dunia, khususnya yang merugikan komoditas unggulan tanah air.

“Diplomasi ekonomi di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo akan memperjuangkan arsitektur perekonomian dunia yang lebih berkeadilan, di mana suara dan kepentingan negara berkembang terwakili,” katanya.

Tujuan dan Tugas Pembentukan Ditjen HEKSP

Pembentukan Ditjen HEKSP adalah strategi inovatif untuk meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi dalam diplomasi ekonomi. "Kami berharap melalui Ditjen baru ini, kebijakan luar negeri Indonesia dapat selaras dengan visi Presiden Prabowo, menciptakan diplomasi ekonomi yang lebih efektif," ujar Sugiono.

Ditjen HEKSP juga bertugas mengelola bantuan pembangunan sebagai bagian dari pendekatan smart power Indonesia. Bantuan ini mencakup program beasiswa, pengembangan kapasitas (capacity building), dan proyek pembangunan untuk negara-negara Global South, seperti di Afrika, Timur Tengah, Asia-Pasifik, dan Amerika Latin.

"Langkah ini menegaskan peran Indonesia sebagai mitra pembangunan yang aktif dan strategis di kawasan," ujar Sugiono.

PPTM tahun 2025 ini merupakan pernyataan pers tahunan pertama bagi Menlu Sugiono sejak dilantik pada Oktober lalu. Acara yang dihadiri oleh hampir 300 tamu, termasuk media, mantan Menteri dan Wakil Menteri Luar Negeri, serta para Duta Besar negara sahabat, menjadi momentum penting untuk menunjukkan arah baru diplomasi Indonesia di bawah pemerintahannya.

Reporter: Ferrika Lukmana Sari

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...