RI Ingin Percepat Kesepakatan Dagang Bebas dengan Eropa, Antisipasi Kebijakan AS


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mendorong percepatan penyelesaian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement atau I-EUCEPA. Negosiasi kerja sama perdagangan bebas ini sudah berlangsung dalam 19 putaran selama sembilan tahun.
“Penyelesaian I-EUCEPA adalah momentum yang tepat saat dunia menghadapi ketidakpastian karena kebijakan luar negeri Presiden AS Trump,” kata Airlangga dalam pernyataan tertulisnya dikutip Kamis (6/3).
Keinginan Airlangga mempercepat kesepakatan I-EUCEPA disampaikan dalam pertemuan dengan Menteri Ekonomi, Keuangan, dan Kedaulatan Industri dan Digital Prancis, Eric Lombard. Ia mengungkapkan, Indonesia terbuka untuk berdialog dan menemukan jalan tengah dengan Uni Eropa untuk mengakomodasi kepentingan kedua belah pihak.
Penyelesaian perundingan I-EUCEPA diyakini dapat menjadi langkah penting untuk memperkuat perdagangan dan investasi antar kawasan. Lombard juga menyambut baik permintaan Airlangga.
Dalam pertemuan itu, Lombard memastikan Prancis akan terus berdialog seraya menyiapkan konsesi keuangan untuk investasi proyek-proyek asal negaranya melalui CEPA. Menurut dia, CEPA mensyaratkan akses pasar yang kuat, atensi pada isu lingkungan, dan hubungan komersial yang tangguh.
Perkembangan Investasi Perancis di Indonesia
Lombard juga menjelaskan, sejumlah pengembangan industri dan investasi Prancis di Indonesia. Salah satu investasi penting adalah Eramet Group yang berkolaborasi dengan RRT di Maluku Utara.
Eramet Group saat ini sedang memperluas keterlibatannya dalam rantai nilai Baterai EV berbasis Nikel dengan mengoptimalkan potensi sumber daya di Weda Bay, Halmahera Tengah. Kerja sama ini mencakup pengolahan dan hilirisasi mineral strategis guna mendukung ekosistem EV yang lebih berkelanjutan.
Airlangga juga menyinggung bahwa pembelian peralatan militer Indonesia dari Prancis yang mencapai EUR11 miliar. ‘Ini perlu juga diimbangi dengan perluasan perdagangan Perancis dengan Indonesia di sektor yang lain,” ucap Airlangga.
Lombard menyebutkan beberapa proyek yang berpotensi untuk dikerjasamakan seperti HDF Energy untuk proyek hidrogen di Sumba yang bekerja sama dengan PT PLN (Persero), industri satelit melalui korporasi Thales, dan pembangunan kereta api dan lintasannya. Prancis akan menyiapkan skema pembiayaannya dan juga akan berkontribusi dalam kerja sama terkait infrastruktur LRT di Bandung.