Kisi-kisi Target Pajak hingga Belanja Negara 2026, Diumumkan Prabowo Hari Ini

Desy Setyowati
15 Agustus 2025, 07:00
Presiden Prabowo Subianto bacakan nota keuangan 2026, target pajak 2026, pertumbuhan ekonomi 2026, apbn 2026,
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Presiden Prabowo Subianto memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden Prabowo akan menyampaikan pidato Nota Keuangan 2026 di DPR pada hari ini (15/6). Berikut kisi-kisi target penerimaan pajak hingga belanja negara tahun depan.

Berdasarkan pembahasan pemerintah dengan DPR, APBN 2026 didesain sebagai counter cyclical untuk meredam gejolak ekonomi. Dikutip dari akun X Direktorat Jenderal atau Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan, counter cyclical adalah kebijakan yang diambil untuk menanggapi fluktuasi siklus ekonomi.

Ketika ekonomi sedang lesu, kebijakan itu cenderung bersifat ekspansif misalnya, meningkatkan belanja pemerintah. Sebaliknya, ketika ekonomi sedang tumbuh pesat, kebijakan ini cenderung bersifat kontraktif misalnya, mengurangi belanja pemerintah. 

Meski begitu, pemerintah memastikan defisit anggaran terkendali di kisaran 2,48% – 2,53% dari Produk Domestik Bruto alias PDB. Defisit anggaran tahun ini diperkirakan 2,78% dari PDB.

Belanja negara pada 2026 akan didorong semakin efisien dan produktif untuk mendukung program prioritas seperti Makan Bergizi Gratis alias MBG, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, Sekolah Rakyat, Sekolah Unggul Garuda, Revitalisasi Sekolah, Ketahanan Pangan, Ketahanan Energi.

Sementara itu, rasio pajak ditargetkan di kisaran 10,08% - 10,54% dari PDB pada 2026. Tahun ini angkanya diperkirakan 10,03%.

Rasio pajak adalah perbandingan antara pendapatan pajak negara dan nilai total barang serta jasa yang dihasilkan atau PDB.

Rasio pendapatan pada 2026 ditargetkan 11,71% - 12,31% PDB. Tahun ini diprediksi 12,94%.

Upaya optimalisasi pendapatan negara dilakukan melalui joint program penerimaan negara yang disinergikan data bersama dengan analisis, pengawasan, pemeriksaan dan kepatuhan yang solid dan kredibel.

Rincian kisi-kisi postur APBN 2026 berdasarkan pembahasan pemerintah dengan DPR sebagai berikut:

Pendapatan negara: 11,71% - 12,31% dari PDB, yang terdiri dari:

  • Penerimaan perpajakan: 10,08% - 10,54% dari PDB, dengan rincian sebagai berikut:
  1. Pajak: 8,9% – 9,24% dari PDB
  2. Kepabeanan dan Cukai: 1,18% – 1,3% dari PDB
  • PNBP: 1,63% – 1,76% dari PDB
  • Hibah: 0,002% – 0,003% dari PDB

Belanja negara: 14,19% - 14,84% dari PDB, yang terdiri dari:

  • Pemerintah pusat: 11,44% – 11,95% dari PDB
  • Transfer ke daerah: 2,78% – 2,89% dari PDB

Keseimbangan Primer: negatif (0,18% - 0,22% dari PDB)

Defisit: negatif (2,48% – 2,53% dari PDB)

Pembiayaan: 2,48% – 2,53% dari PDB

Sementara itu, proyeksi pencapaian 2025 merujuk pada pembahasan pemerintah dengan DPR, sebagai berikut:

Pertumbuhan Ekonomi:

  • Target APBN 2025: 5,2%
  • Proyeksi realisasi: 5,2% – 5,8%

Suku Bunga SBN 10 Tahun:

  • Target APBN 2025: 7%
  • Proyeksi realisasi: 6,6% – 7,2%

Nilai Tukar:

  • Target APBN 2025: Rp 15.000 per US$
  • Proyeksi realisasi: Rp 16.500 – Rp 16.900 per US$

Inflasi:

  • Target APBN 2025: 2,5%
  • Proyeksi realisasi: 1,5% – 3,5%

Harga Minyak Mentah Indonesia:

  • Target APBN 2025: US$ 82 per barel
  • Proyeksi realisasi: US$ 60 – US$ 80 per barel 

Lifting Minyak Mentah:

  • Target APBN 2025: 605 RBPH
  • Proyeksi realisasi: 605 – 620 RBPH

Lifting Gas Bumi:

  • Target APBN 2025: 1.005 RBSMPH
  • Proyeksi realisasi: 953 – 1.017 RBSMPH

Tingkat Pengangguran Terbuka:

  • Target 2025: 4,5% – 5%
  • Proyeksi realisasi: 4,44% – 4,96%

Rasio Gini:

  • Target 2025: 0,379 – 0,382
  • Proyeksi realisasi: 0,377 – 0,38

Indeks Kesejahteraan Petani: target 2025 0,7731

Proporsi Penciptaan Lapangan Kerja Formal: target 2025 37,95%

Tingkat Kemiskinan Ekstrem: target 2025 0%

Tingkat Kemiskinan:

  • Target 2025: 7% – 8%
  • Proyeksi realisasi: 6,5% – 7,5%

Indeks Modal Manusia:

  • Target 2025: 0,56
  • Proyeksi realisasi: 0,57
Data-data itu diperkirakan disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam pembacaan Nota keuangan dan pidato presiden dalam sidang bersama DPR, DPD, dan MPR. Acara ini rutin digelar setiap tanggal 16 Agustus setiap tahun.

Namun, karena 16 Agustus jatuh pada Sabtu, maka nota keuangan digelar pada 15 Agustus.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Yura Syahrul

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...