Ekspor Melambat, Surplus Neraca Dagang Juli 2025 Diprediksi Makin Menyusut

Rahayu Subekti
1 September 2025, 08:47
neraca
ANTARA FOTO/Fauzan/nym.
Seorang warga memancing saat adanya aktivitas bongkar muat peti kemas di New Priok Container Terminal One, Jakarta, Selasa (1/7/2025). Badan Pusat Statistik menyatakan Indonesia memperoleh surplus neraca perdagangan sebesar 4,30 miliar dolar AS pada Mei 2025 yang diraih berdasarkan perhitungan nilai ekspor sebesar 24,61 miliar dolar AS, dikurangi impor sebesar 20,31 miliar dolar AS di periode yang sama sekaligus mencatatkan surplus selama 61 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2025 diproyeksikan masih mencatat surplus, meski dengan nilai yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

“Kami memperkirakan neraca perdagangan Juli 2025 tetap surplus, namun lebih kecil dari bulan sebelumnya,” ujar Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, kepada Katadata.co.id, Senin (1/3).

Josua memperkirakan surplus neraca perdagangan Juli 2025 sebesar US$ 3,68 miliar, turun dari surplus Juni 2025 yang mencapai US$ 4,11 miliar. Menurutnya, penurunan ini mencerminkan normalisasi aktivitas perdagangan setelah sempat menguat di bulan sebelumnya.

“Terutama karena faktor permintaan yang meningkat menjelang penerapan tarif resiprokal Amerika Serikat pada awal Agustus 2025,” kata Josua.

Ia menambahkan, pertumbuhan ekspor Juli 2025 diperkirakan melambat menjadi 9,45% secara tahunan (year on year/yoy), lebih rendah dari pertumbuhan Juni 2025 sebesar 11,29% yoy.

“Pelemahan ini terjadi seiring normalisasi permintaan eksternal, setelah sebelumnya terdorong oleh pembelian lebih awal sebelum tarif baru diberlakukan," katanya.

Meski begitu, ekspor secara bulanan (month to month/mtm) diproyeksikan masih tumbuh 3,85%, didukung oleh kenaikan harga batu bara dan crude palm oil (CPO).

Sementara itu, impor pada Juli 2025 diperkirakan minus 4,96% yoy. Angka ini berbalik dari pertumbuhan 4,28% yoy pada Juni 2025, akibat basis impor yang tinggi pada Juli tahun lalu pasca lonjakan kebutuhan barang modal dan bahan baku setelah Pemilu 2024.

Namun, jika dibandingkan bulan sebelumnya, impor justru naik 6,86%, melampaui pertumbuhan ekspor. Hal ini menunjukkan penguatan permintaan luar negeri yang terjadi masih bersifat sementara.

Ekspor Cenderung Melambat

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal, menilai tren neraca perdagangan ke depan akan dipengaruhi oleh ekspor yang cenderung melambat dan impor yang relatif meningkat.

“Jadi saya perkirakan neraca perdagangan Juli 2025 tetap surplus, tapi tipis,” ujarnya.

Hingga kini, Badan Pusat Statistik (BPS) belum mengumumkan jadwal rilis resmi neraca perdagangan Juli 2025 dan inflasi Agustus 2025, yang biasanya dipublikasikan pada tanggal 1 setiap bulannya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...