Foto: Mengenang Didi Kempot, The Godfather of Broken Heart
"...Dudu klambi anyar sing nang njero lemariku
Nanging bojo anyar sing mbok pamerke neng aku
Dudu wangi mawar sing tak sawang neng mripatku
Nanging kowe lali nglarani wong koyo aku
Neng opo seneng aku yen mung gawe laraku
Pamer bojo anyar neng ngarepku..."
Penggalan bait lagu yang berjudul Pamer Bojo ini bergemuruh, dinyanyikan bersama-sama seluruh penonton ketika Lord Didi, sebutan yang disematkan untuk Didi Kempot oleh para penggemarnya memulai konser. Ratusan, atau bahkan ribuan penggemarnya yang biasa disebut Sad Boys dan Sad Girls, atau sobat ambyar, memadati panggung sambil berjoget dan bernyanyi di bawah guyuran warna-warni sinar lampu.
Seakan dibius oleh sihir lirik-lirik yang diciptakan Sang Maestro, penonton yang sebagian besar anak-anak muda ini menyanyikan seluruh bait syair lagu yang dinyanyikan The Godfather of Broken Heart, sebutan lain yang disematkan oleh penggemar Didi Kempot. Sesekali tampak wajah-wajah penuh ekspresi patah hati dan sedih yang begitu menghayati bait-bait lagu berbahasa jawa yang dinyanyikan.
Didi Kempot mengawali karir bermusiknya sejak 1984 sebagai seorang pengamen di kota Solo, Jawa Tengah. "Stasiun Balapan" adalah salah satu lagu yang melambungkan namanya. Perlahan musik campursari milik Lord Didi yang hampir semua liriknya bercerita tentang patah hati telah merasuki kalangan milenial dan mampu menembus lintas generasi.
Viralnya penyanyi campursari kelahiran Solo, 31 Desember 1966 ini tidak terlepas dari peran Rumah Bloger Indonesia (RBI) di mana tempat pertama kali para fans berkumpul untuk melakukan sebuah inovasi. Di sinilah gelar The Godfather of Broken Heart tersebut disematkan.
(Baca: Cerita di Balik Lagu Patah Hati Didi Kempot)
Kini kita tidak akan pernah lagi melihat penampilannya dan mendengarkan lantunan tembang-tembang campursari dinyanyikan langsung di atas panggung oleh Sang Maestro. Kemarin Sang Maestro musik campursari dengan nama kecil Dionisius Prasetyo itu meninggalkan keluarga, orang dekat, serta seluruh penggemarnya karena serangan jantung.
Sebelum wafat, Didi Kempot baru saja menyelesaikan kerja sosial konser amal dari rumah untuk menggalang dana bagi korban Covid-19. Dari konser itu berhasil dikumpulkan dana sumbangan sekitar Rp 7 milliar.
Sepanjang kariernya, Didi Kempot telah menciptakan sekitar 800 lagu. Hampir sebagian lagu yang ditulisnya bertemakan patah hati dan kehilangan, serta menggunakan nama-nama tempat sebagai judul atau lirik lagunya.
Patah hati ojo ditangisi, tapi dijogeti!
Patah hati jangan ditangisi, tapi dijogetin!
Selamat jalan Maestro, The Godfather of Broken Heart.