Tenun ikat Kediri yang abadi Show
ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Image title
Oleh Antara
3 Agustus 2024, 08:30

[Foto] Membangkitkan Usaha Tenun Ikat Kediri

Suara musik memecah keheningan Gua Selomangleng, Kota Kediri, saat Doho Street Fashion. Dari balik pepohonan sejumlah model berjalan mengenakan baju kekinian berbahan baku kain tenun ikat. Di sudut lain, beberapa alat tenun bukan mesin terpajang. Doho Street Fashion merupakan upaya pemerintah daerah mempromosikan tenun ikat khas Kediri ini.

Tenun ikat merupakan produk unggulan usaha mikro, kecil, dan menengah Kota Kediri. Salah satunya ada di Kelurahan Bandar Kidul, yang memproduksi berbagai motif. Sedikitnya terdapat 14 perajin dengan 10 merek di kawasan Kampung Tenun Ikat Bandar Kidul ini. Tidak hanya menawarkan kain tenun ataupun produk pakain jadi, pengunjung juga dapat melihat langsung proses hingga mencoba menenun.

Pembuatan tenun ikat tradisional melalui proses panjang dan lama. Ada 14 tahapan, mulai dari lungsi atau kenteng, pencelupan benang, pemintalan benang, skeer atau penggulungan benang, grayen (penyambungan benang), pemintalan benang putih sebagai dasar, reek (menata benang), desain motif melalui pengikatan, pencelupan, colet, pelepasan tali, mengurai benang, pemintalan benang pada palet, dan proses tenun hingga menjadi kain.

Produksi kain tenun ikat di Kediri mengalami pasang surut. Pada 1950-an, kerajinan ini mencapai masa kejayaan ketika seorang pengusaha Tionghoa mempekerjakan ratusan warga dengan produk sarung tenun.

Pada 1965 terpaksa berhenti produksi karena pergolakan politik nasional. Para eks karyawan yang mayoritas tinggal di Bandar Kidul memulai usaha tenun dengan bekal keterampilan semasa menjadi buruh dan menjadi keahlian turun-temurun. Namun pada 1985, kejayaan tenun ikat menurun seiring munculnya mesin tenun modern yang mampu memproduksi secara cepat dengan harga lebih murah.

Kini kampung tenun Bandar Kidul kembali menggeliat, tidak hanya sebatas memproduksi sarung. Berbagai produk turunan dari kain tenun ikat terlahir di sini, seperti busana dengan model kekinian lengkap dengan tas, syal, hingga sepatu tenun.

Pemerintah daerah setempat secara berkelanjutan mendampingi dan memberi pelatihan untuk kemajuan produksi tanpa meninggalkan cara tradisional. Misalnya, ada pelatihan pewarnaan, lomba desain motif tenun, pelatihan pembuatan tas dari kain tenun, hingga pada proses pemasaran.

Ada juga event tahunan Doho Street Fashion yang menampilkan produk turunan dari tenun ikat yang jauh dari kesan kuno. Desainer nasional ternama dilibatkan untuk merancang busana pada kegiatan tersebut. Peragaan busana tenun ikat juga dipadupadankan bersama wastra lainnya seperti dengan kain batik.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami