Plasmacluster Efektif Tekan Dampak SARS-CoV-2 dan Gejala Asma

Penelitian ilmiah menunjukkan teknologi Plasmacluster mampu mengurangi dampak buruk kesehatan akibat virus yang menyebar di udara.
Shabrina Paramacitra
26 Oktober 2022, 16:57
Penelitian ilmiah menunjukkan teknologi Plasmacluster mampu mengurangi dampak buruk kesehatan akibat virus yang menyebar di udara.
Sharp

Sharp Corporation terus melakukan pengujian teknologi Plasmacluster. Terbaru, teknologi ini berhasil menunjukkan efektifitasnya dalam mengurangi novel coronavirus yang melayang di udara dan mengurangi gejala asma pada saluran napas manusia.

Studi ini dimulai pada April 2020 oleh Universitas Columbia. Penelitian tentang teknologi Plasmacluster ini menyelidiki pengendalian infeksi yang efektif terhadap virus corona baru (SARS-CoV-2). Pada saat itu, jumlah orang yang terinfeksi dan kematian meningkat dengan cepat di seluruh dunia.

Ini terjadi sejak awal wabah penyakit coronavirus baru (Covid-19) pada Desember 2019. Beberapa tindakan prefentif pun diperlukan. Sharp lantas mendanai penelitian tentang teknologi Plasmacluster dengan menyediakan peralatan uji yang dibutuhkan. Setelah itu, penelitian dilakukan secara independen oleh universitas.

Tim yang dipimpin Moriya Tsuji, seorang profesor kedokteran di Divisi Penyakit Menular, Departemen Kedokteran Pusat Medis Irving Universitas Columbia, menemukan bahwa paparan ion Plasmacluster terhadap virus SARS-CoV-2 Omicron BA.1 selama 15 menit mampu menurunkan titer infeksi virus sebesar 99,3 persen.

Larutan yang sangat pekat dari varian Omicron BA.1, strain yang bermutasi dari virus SARS-CoV-2, disemprotkan ke dalam kotak uji 102L dalam bentuk aerosol. Dilanjutkan dengan pelepasan ion Plasmacluster dengan kepadatan ion sekitar 25.000 pcs/cm3, untuk memverifikasi efektivitas pengurangan virus di udara.

Hasilnya, penurunan drastis dari titer infeksi virus (dengan pengurangan 99,3 persen setelah 15 menit paparan), menunjukkan bahwa teknologi Plasmacluster sangat efektif melawan varian Omicron. “Pada saat melakukan penelitian dengan varian Omicron yang sangat menular, kami harus memastikan faktor keamanan yang sangat memadai,” katanya dalam siaran pers.

Moriya memaparkan, sejak 2020 wabah Covid-19 telah menyebar secara eksplosif ke seluruh dunia. Wabah ini terus menyebar, dengan virus yang terus bermutasi untuk menghindari sistem kekebalan manusia. Hal ini menjadi ancaman bagi masyarakat dunia.

Untuk itu, selain vaksinasi, ia menyarankan adanya langkah perlindungan ekstra, untuk mencegah infeksi yang menyebar luas. Ia yakin, penerapan teknologi Plasmacluster sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi virus pernapasan dapat memberikan harapan bagi masyarakat.

Sementara itu, penelitian yang dipimpin Munemasa Mori, Peneliti Utama dan Asisten Profesor Pusat Pengembangan Manusia Fakultas Kedokteran Universitas Columbia, telah memvalidasi efek teknologi Plasmacluster Sharp Corporation pada sel induk saluran napas manusia. Teknologi ini dapat mengurangi sekresi lendir saluran napas kental, yang biasa ditemukan pada pasien asma.

“Ini menunjukkan bahwa teknologi Plasmacluster dapat membantu meringankan masalah pernapasan, yang berhubungan dengan kondisi saluran napas, seperti asma,” ungkapnya. Hingga saat ini, Sharp telah membuktikan keefektifan teknologi Plasmacluster dalam menekan alergen tungau yang menyebabkan masalah saluran napas.

Selain langkah-langkah untuk melawan SARS-CoV-2, Mori juga tertarik pada efek keseluruhan ion   Plasmacluster terhadap sistem pernapasan. Mori dan timnya pun melakukan eksperimen secara independen di Universitas Columbia dengan menggunakan peralatan teknologi Plasmacluster.

“Kami melakukan percobaan memasukan ion Plasmacluster langsung ke sel epitel pada saluran pernapasan, yang dibedakan dari sel induk spesifik jaringan manusia dan mengamati perubahan penanda lendir. Ini merupakan hal yang sangat bermanfaat, karena dapat membantu meringankan gejala asma pada tingkat sel,” jelasnya.

Tidak hanya itu, Plasmacluster pun telah diklarifikasi keampuhannya dalam menekan virus, jamur dan bakteri oleh Gerhard Artmann, seorang profesor asal Jerman.

Product Manager Air Purifier & Air Conditioner (AC) PT Sharp Electronics Indonesia Yudha Eka Putra menuturkan, Sharp akan terus membuktikan keefektifan teknologi Plasmacluster.

“Teknologi Plasmacluster tidak hanya dibenamkan pada produk penjernih udara, namun juga pada AC, lemari es, mesin cuci, hair dryer. Dan, sampai tahun 2021 penjualannya sudah mencapai hingga 100 juta unit di seluruh dunia,” ungkapnya.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...