Kuartal I 2023, Toyota Catatkan Ekspor Hampir 80 Ribu Kendaraan
Memasuki kuartal pertama tahun 2023, Toyota Indonesia mencatatkan performa ekspor kendaraan Toyota Brand (T-Brand) sebesar 79.796 unit atau hampir 80 ribu unit di sepanjang Januari-Maret. Pencapaian ini naik sebanyak 9.4% dibandingkan kinerja ekspor tahun 2022 sebesar 72.911 unit.
Pencapaian tersebut melebihi target pertumbuhan ekspor Toyota Indonesia yang diperkirakan naik sebesar 5% di tahun ini. Tentunya, angka ini menjadi pemacu untuk terus meningkatkan kinerja ekspor serta wujud kontribusi nyata untuk mendukung Pemerintah mempertahankan pencapaian ekspor Indonesia sebagai pemain global.
Warih Andang Tjahjono Presiden Direktur PT TMMIN mengatakan, mempertahankan kinerja ekspor Toyota Indonesia menjadi tantangan tersendiri. Oleh karenanya ia berterima kasih atas kepercayaan konsumen baik domestik maupun internasional yang telah memilih produk Toyota buatan SDM Indonesia.
“Sehingga kami dapat mendukung Pemerintah untuk meningkatkan daya saing industri otomotif dan industri komponen nasional yang menaungi lebih dari 1,5 juta anak bangsa” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (10/4).
Toyota Indonesia juga berkomitmen untuk mengakomodir beragam kebutuhan kendaraan elektrifikasi maupun kendaraan ramah lingkungan lainnya dengan tetap memperhatikan tujuan dekarbonisasi dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Model elektrifikasi menjadi bagian dari ekspansi ekspor Toyota Indonesia yang dimulai dari ekspor Kijang Innova Zenix sejak awal tahun dengan destinasi baru ke 27 negara. Hingga akhir tahun 2023, Toyota Indonesia berencana untuk melakukan ekspor ke 100 negara di sejumlah benua diantaranya Timur Tengah, Asia, Afrika, Amerika Latin, Australia, dan Oceania.
Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan, kehadiran kendaraan elektrifikasi yang beragam direspon dengan baik oleh konsumen dan diharapkan dapat mendukung pencapaian lebih cepat reduksi emisi yang dicanangkan Pemerintah.
“Tentunya kepopuleran kendaraan elektrifikasi ini merupakan bagian dari subsidi ataupun insentif yang dirasakan langsung manfaatnya oleh konsumen,” katanya.
Ia menambahkan, harmonisasi semua teknologi elektrifikasi (ICE, Flexy Fuel, HEV, PHEV, BEV, FCEV) melalui konsep Multi-Pathway diperlukan sehingga popularisasi elektrifikasi ke masyarakat bisa menjadi lebih cepat untuk berkontribusi dalam penurunan emisi CO2.
“Indonesia dapat menjadi basis negara kendaraan elektrifikasi, dengan pembentukan ekosistem yang lebih cepat melalui kehadiran teknologi kendaraan yang beragam yang memberikan pengalaman nyata bagi konsumen untuk merasakan kendaraan elektrifikasi yang ramah lingkungan, aman, sehingga dapat meningkatkan ‘quality of life’ untuk generasi kini dan yang akan datang,” pungkas Bob.