Kelola Limbah Puntung, Nojorono Kudus Rilis Program #PuntungBeruntung
Secara global, diperkirakan 4,5 triliun puntung rokok dibuang setiap tahun di seluruh dunia. Filter atau puntung rokok, sebagian besar terdiri dari mikroplastik yang dikenal sebagai serat selulosa asetat.
Selulosa Asetat atau yang kerap dikenal sebagai puntung rokok filter plastik yang terlihat seperti kapas putih, termasuk dalam kategori limbah photodegradable.
Sayangnya, proses degradasi puntung memakan waktu yang cukup lama dan memerlukan proses yang panjang untuk terurai secara alami.
Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), lebih dari 70 miliar batang rokok dikonsumsi setiap tahun, dan sekitar 35% dari jumlah tersebut, atau sekitar 24.5 miliar puntung rokok, diperkirakan menjadi limbah.
Menyadari dampak negatif dari minimnya pengelolaan limbah puntung rokok, Nojorono Kudus secara resmi meluncurkan program #PuntungBeruntung pada tanggal 18 Oktober 2023 lalu di Kota Bandung.
Sebagai manifestasi dari komitmen ‘Hidup yang Menghidupi’ oleh Nojorono Kudus, program ini diharapkan dapat mewujudkan komitmen Nojorono Kudus yang berbasis pada prinsip ramah lingkungan.
Program ini direncanakan untuk berjalan secara konsisten sepanjang tahun 2023 dan diharapkan dapat berlanjut hingga tahun 2025.
Dengan mengumpulkan limbah puntung melalui sistem Bank Puntung yang disediakan di berbagai titik area Jakarta, Jawa Barat, dan Kabupaten Kudus, optimalisasi penyerapan limbah puntung telah menghasilkan terkumpulnya lebih dari 6.000 puntung yang siap dan telah diolah menjadi barang multiguna, salah satunya menjadi produk asbak ramah lingkungan.
Proyek #PuntungBeruntung melibatkan berbagai ‘local heroes’ dari Jawa Barat, di antaranya Sahabat Lingkungan, yang memiliki visi dan misi yang sejalan dalam menerapkan komitmen keberlanjutan.
Jalinan kerja sama yang dibangun Nojorono Kudus bersama berbagai komunitas tersebut, memiliki komitmen yang sejalan dalam mengatasi permasalahan limbah puntung, sekaligus memantik keberlangsungan Nojorono Circular Economy.
Ditemui secara langsung di Bandung, pada Rabu (18/10) lalu, Arief Goenadibrata selaku Direktur PT Nojorono Tobacco International mengemukakan, pengelolaan limbah puntung rokok merupakan tantangan kompleks yang memerlukan kolaborasi antara pemerintah, industri tembakau, masyarakat, dan komunitas lingkungan.
Sehingga, proyek #PuntungBeruntung diharapkan dapat menjadi jawaban atas permasalahan yang dihadapi oleh Nojorono Kudus saat ini.
Arief menuturkan, Nojorono Kudus telah membangun kerja sama dengan berbagai komunitas, yang memiliki komitmen yang sejalan dalam mengatasi permasalahan limbah puntung dan memantik keberlangsungan Nojorono Circular Economy.
“Minimnya inisiatif daur ulang yang melibatkan limbah puntung, kolaborasi ini diharapkan dapat mendorong masyarakat sekitar untuk ikut serta menjadi agen perubahan dalam menanggulangi dampak negatif limbah puntung rokok terhadap lingkungan,” ungkap Arief dalam seremoni proyek #PuntungBeruntung yang digelar di Kota Bandung lalu.
Seremoni digelar secara langsung di Lalana Space Bandung pada Rabu (18/10) lalu dan merupakan selebrasi puncak acara dari serangkaian proyek #PuntungBeruntung yang secara konsisten dijalankan sejak bulan Juni 2023.
Sebelumnya, proyek #PuntungBeruntung turut serta meramaikan berbagai acara musik tanah air seperti The Sounds Project dan Pestapora, dengan menghadirkan ragam kegiatan yang menyapa pengunjung secara langsung, serta pemasangan instalasi Bank Puntung di berbagai titik di lokasi festival tersebut.
Tak hanya itu, pengunjung di kedua festival tersebut juga berkesempatan untuk mendapatkan eco-ashtray olahan puntung.
Eliza Susanto selaku Corporate Communication Department Head PT Nojorono Tobacco International pada Rabu (18/10) lalu, turut mengemukakan bahwa itikad baik ini akan senantiasa dijalankan Nojorono Kudus untuk mendorong kesadaran dewasa muda di tanah air.
Menurutnya, proyek #PuntungBeruntung merupakan manifestasi konsistensi Nojorono Kudus dalam menargetkan generasi muda untuk selalu sadar akan pentingnya menjaga lingkungan.
“Hal-hal kecil, seperti puntung rokok, sering kali diabaikan dengan alasan ‘hanya puntung saja’. Namun, jika semua orang berpikir demikian, puntung-puntung ini akan terabaikan dan secara perlahan akan mengancam keberlangsungan alam dan lingkungan kita,” tutur Arief.
“Oleh karena itu, mari kita mulai dari diri sendiri dan bersama-sama memulai langkah-langkah kecil yang berarti untuk generasi muda di masa mendatang,” tandasnya.