Kenali Sindrom Baby Blues dan Cara Menghadapinya Bersama PAFI

Di balik kebahagiaan jadi ibu baru, ada emosi yang tak terduga. PAFI hadir beri pemahaman tentang sindrom baby blues agar ibu tak merasa sendirian.
Septiani Teberlina
Oleh Septiani Teberlina - Tim Publikasi Katadata
14 April 2025, 15:39
PAFI berbagi informasi penting untuk bantu para ibu kenali gejala dan atasi gangguan emosional pasca persalinan.
Freepik (The Yuri Arcurs Collection)
PAFI berbagi informasi penting untuk bantu para ibu kenali gejala dan atasi gangguan emosional pasca persalinan.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Salah satu gangguan kesehatan mental yang mungkin sering dialami oleh wanita dewasa, terutama setelah melahirkan, adalah sindrom baby blues. Setiap ibu memang seharusnya mengetahui penyebab baby blues. Sebagai seorang ibu, terutama ibu baru, merasa cemas atau stres saat melahirkan anak adalah hal yang wajar. Namun, pastikan kondisi ini ditangani dengan cepat dan tidak berlarut-larut. Prevalensi baby blues di Indonesia berkisar 50-70 persen.

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI), dengan alamat website https://pafikotajakartautara.org, adalah salah satu organisasi kesehatan terbesar di Indonesia, yang sangat peduli dengan kesehatan masyarakat. PAFI berusaha untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan anggotanya melalui program pendidikan, pelatihan, dan seminar. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa ahli farmasi selalu mengetahui perkembangan terbaru dalam bidang kesehatan.

Organisasi kesehatan PAFI aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyebab sindrom baby blues, serta rekomendasi obat yang bisa dikonsumsi bagi penderitanya.

Apa saja faktor penyebab terjadinya sindrom baby blues?

Secara umum, sindrom baby blues adalah suatu kondisi emosional yang umum dialami oleh ibu setelah melahirkan. Kondisi ini ditandai dengan perubahan suasana hati yang drastis, seperti mudah menangis, merasa cemas, sedih, dan lelah tanpa alasan yang jelas. Baby blues biasanya muncul dalam beberapa hari setelah melahirkan dan berlangsung hingga dua minggu. Berikut adalah beberapa faktor penyebab sindrom baby blues yang perlu diperhatikan meliputi:

1. Perubahan hormon
Setelah melahirkan, tubuh mengalami penurunan drastis pada hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini memainkan peran penting dalam mengatur suasana hati dan emosi. Penurunan ini dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang signifikan, seperti merasa sedih, mudah tersinggung, dan mood swing.

2. Sulit beradaptasi
Ibu baru sering mengalami kesulitan beradaptasi dengan tanggung jawab baru sebagai ibu. Mereka harus mengurus bayi, menghadapi perubahan rutinitas harian, dan menyesuaikan diri dengan peran baru. Hal ini bisa menimbulkan stres dan tekanan yang berdampak pada kondisi mental.

3. Kurang tidur atau istirahat
Faktor selanjutnya adalah kurang tidur atau istirahat. Bayi baru lahir memiliki pola tidur yang tidak teratur, sehingga ibu sering kurang tidur. Kekurangan tidur ini dapat memperburuk suasana hati dan membuat ibu lebih rentan mengalami stres dan kelelahan.

4. Adanya gangguan kesehatan mental
Ibu dengan riwayat gangguan mental seperti depresi atau kecemasan memiliki risiko lebih tinggi mengalami baby blues. Riwayat ini dapat mempengaruhi bagaimana mereka menghadapi perubahan besar setelah melahirkan.

5. Faktor demografi dan psikologis
Usia ibu, paritas (ibu primipara), dukungan keluarga, dan kesiapan menjadi orang tua juga dapat mempengaruhi terjadinya baby blues. Ibu muda atau yang baru pertama kali menjadi ibu mungkin merasa lebih stres karena kurangnya pengalaman. Dukungan dari keluarga dan pasangan sangat penting untuk membantu ibu menghadapi perubahan ini.

Apa saja obat yang tepat untuk mengobati sindrom baby blues?

PAFI telah melakukan penelitian lanjut mengenai penyebab sindrom baby blues. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengurangi gejalanya, seperti:

1. Antidepresan
Obat antidepresan dapat dipertimbangkan jika gejala baby blues berkembang menjadi depresi post-partum yang lebih serius. Namun, penggunaan antidepresan harus dengan rekomendasi apoteker serta mempertimbangkan risiko dan manfaatnya, terutama jika ibu sedang menyusui.

2. Zuranolone
Zuranolone, dijual dengan merek Zurzuvae, adalah obat yang digunakan untuk pengobatan depresi pasca melahirkan. Obat ini baru-baru ini disetujui untuk depresi post-partum, tetapi tidak digunakan pada wanita hamil karena risiko pada janin.

Selain mengonsumsi obat-obatan, beberapa cara lain untuk mengobati baby blues adalah terapi psikologis. Terapi psikologis seperti terapi kognitif-behavioral (CBT) atau terapi interpersonal dapat membantu ibu mengatasi gejala-gejala depresi post-partum. Terapi ini fokus pada mengubah pola pikir negatif dan meningkatkan keterampilan menghadapi stres. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan apoteker agar mendapatkan dosis obat yang sesuai kebutuhan.

Dapatkan informasi kesehatan serta layanan farmasi gratis dengan mengunjungi pafikotajakartautara.org melalui smartphone Anda.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...