Katadata Financial Healing: Kiat Gen Z Atur Keuangan di Tengah Godaan Digital

Financial healing digencarkan untuk bantu Gen Z kelola uang, hindari jebakan gaya hidup hedon, serta lebih waspada scam, paylater, dan pinjol.
Image title
18 November 2025, 13:53
Katadata Financial Healing
Katadata
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kumpulan anak muda Jakarta memadati gelaran Katadata Financial Healing di Taman Literasi Blok M, Jakarta Selatan, Jumat (14/11). Talkshow yang digelar Katadata bersama Bank Mandiri dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta didukung Jaringan Prima, ini mengusung tema literasi keuangan untuk Gen Z.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi mengatakan, agenda tersebut dirancang agar generasi muda lebih paham mengelola keuangan. Topik financial healing dipilih untuk mendorong kesadaran soal pentingnya pengelolaan keuangan secara bijak.

Di era digital, menurutnya, godaan konsumtif sangat mudah muncul. “Kata healing sekarang populer di kalangan anak-anak muda, yang capek sedikit sudah bilang perlu healing. Tapi kata financial healing, masih sangat jarang terdengar,” ujarnya.

Ia mengingatkan anak muda untuk berani menolak ajakan gaya hidup hedon semata demi unggahan media sosial.

"Jadi pemilihan topik pembahasan hari ini, diharapkan bisa mendorong anak-anak muda Indonesia agar mampu merencanakan masa depan dengan lebih baik, enggak lagi trial and error," kata Friderica.

Di hadapan peserta muda yang hadir, Friderica mengingatkan kesehatan finansial adalah bagian integral dari hidup yang menyeluruh. Kesehatan keuangan bisa berdampak pada kesehatan mental seseorang, sehingga finansial adalah sektor yang harus dikelola dengan bijak. Caranya, dengan membangun kebiasaan yang baik.

"Kalau kita bagus mengelola keuangan, maka semakin sedikit stres yang kita alami," kata Friderica.

Survei inklusi keuangan terbaru memperlihatkan tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia mengalami peningkatan. Akan tetapi, masyarakat yang terjebak dalam scam (penipuan) juga masih terhitung tinggi.

Dari 3.000 laporan lebih yang diterima OJK, tercatat kerugian masyarakat akibat scam mencapai Rp7,3 triliun. Bentuk penipuan yang paling banyak dilaporkan meliputi penipuan belanja daring, fake-call, investasi bodong, penipuan kerja, hingga penipuan berkedok hadiah.

Untuk penipuan kerja saja, laporan yang masuk mencapai ribuan. Banyak korban tergiur tawaran gaji tinggi dengan pekerjaan ringan, mulai dari diminta menyukai konten hingga tugas sederhana lain. “Penipuan kerja semacam ini too good to be true,” ucap Friderica.

Ia juga menyoroti penggunaan paylater dan pinjol yang mendorong anak muda berutang melebihi kemampuan akibat gaya hidup konsumtif. “Financial healing bukan cuma sekadar menambal keuangan kita yang bolong, tapi bagaimana supaya tidak boros karena efek scrolling medsos dan gaya hidup konsumtif,” ujarnya.

Friderica menyarankan anak muda mengenali trauma keuangan dari masa kecil serta membangun kebiasaan baru agar tidak “lebih besar pasak daripada tiang”. Banyak figur sukses, katanya, justru menjadikan pengalaman masa kecil yang sulit sebagai pendorong menuju financial freedom.

Pemimpin Redaksi Katadata.co.id, Yura Syahrul mengatakan persoalan keuangan tidak hanya dialami anak muda, tetapi juga orang tua. Untuk itu, pemahaman terkait literasi keuangan berlaku untuk semua kalangan.

Data OJK menunjukkan kelompok usia 25–30 tahun memiliki tingkat literasi tertinggi, sedangkan usia 17 tahun berada di posisi terendah. “Jadi kita harus bisa memahami diri sendiri supaya secara sadar dan terencana mengelola keuangan demi masa depan yang cerah,” ulasnya.

Creative Lead PT Bank Jago Tbk, Alpine Jataku Pribandhy membagikan pengalaman pribadi soal pentingnya memahami kebutuhan diri. Ia mengaku sempat menyesal mengambil cicilan rumah pada usia 28 tahun lantaran lokasinya yang jauh.

"Karena lokasinya jauh, saya jadi harus naik-turun busway (TransJakarta). Padahal, saya inginnya tinggal di lokasi yang dekat kemana-mana. Jadi, penting itu untuk memahami diri sendiri," kata Alpine.

Alpine juga menyinggung konsep self reward yang kerap dikaitkan dengan kesehatan mental. Keinginan mengikuti tren, seperti liburan atau konser, menurutnya sah-sah saja selama anggarannya tersedia.

“Nonton konser ke Bali enggak apa-apa, asalkan budget sudah disiapkan. Jangan mengambil dari budget lain,” wanti-wantinya.

Talkshow Katadata Financial Healing menjadi bagian dari Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025 yang diperingati di Oktober tiap tahunnya. Melalui acara ini, para peserta diajak memahami bahwa literasi keuangan tidak bisa dipelajari setengah-setengah. Tujuannya satu, membantu masyarakat merancang masa depan yang lebih baik.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...