Pemimpin Perempuan Tanah Papua
Perempuan berkontribusi dalam pembangunan hijau di Tanah Papua. Hal ini dikarenakan mereka berperan dalam menjaga dan mengelola hutan sebagai sumber kehidupan dan pengetahuan. Setidaknya, terdapat tiga perempuan yang menunjukkan kepemimpinannya di Papua maupun Papua Barat.
Pertama, Ketua Kelompok Tani di Kampung Pangwadar, Aminah Ahek di Distrik Kokas, Kabupaten Fak-Fak, Papua Barat. Ia mendorong perempuan terlibat aktif dalam kelompok Perhutanan Sosial. Hal itu Aminah lakukan dengan meningkatkan representasi perempuan pada Lembaga Pengelolaan Hutan Desa dan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial.
Kedua, Kepala Distrik Merdey, Yustina Ogene, di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat. Ia mendorong representasi perempuan di DPRD dan melibatkan perempuan dalam sidang perdamaian adat. Juga memetakan hutan adat bersama organisasi Panah Papua.
Ketiga, Direktur Perkumpulan Terbatas Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat Adat (PT PPMA) Naomi Marasian di Jayapura, Papua. Ia menghidupkan Badan Usaha Milik Kampung dan merevitalisasi kakao dan vanili, serta menginisiasi pengembangan komoditas baru.
Naomi juga mendorong kebijakan ekonomi hijau. Seperti penerbitan SK Bupati 9 Dewan Adat Suku, Perda Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat (PPMHA), RPJM Kampung Hijau, Perbup Pembangunan Hijau Berbasis Komunal, dan Transfer Anggaran Kabupaten Berbasis Ekologi (TAPE).
Selain ketiga tokoh perempuan tersebut, masih banyak pemimpin perempuan di Tanah Papua yang aktif di berbagai bidang. Tercatat, sebanyak 20 orang di Papua dan dan 30 orang di Papua Barat. Mereka semua bahu membahu menerapkan pembangunan Tanah Papua yang selaras dengan alam.