Konsistensi Komunikasi Risiko Dukung Vaksinasi Kelompok Rentan
Hingga dua tahun setelah pandemi Covid-19 pertama kali ditemukan di Indonesia, vaksinasi terhadap kelompok lansia dan kelompok rentan lainnya masih tertinggal dari kelompok masyarakat umum.
Dari empat provinsi wilayah kerja AIHSP, yaitu Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali dan Sulawesi Selatan, tingkat vaksinasi kelompok lansia di Sulawesi Selatan menjadi yang terendah, yaitu 76 persen pada vaksinasi pertama, 49,9 persen pada vaksinasi kedua dan 9,5 persen pada vaksinasi ketiga.
Provinsi Jawa Tengah berada setelah Sulawesi Selatan dengan capaian vaksinasi dosis pertama sebesar 81,6 persen, vaksinasi dosis kedua sebesar 68,5 persen, dan vaksinasi dosis ketiga, 27,8 persen.
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mencatatkan capaian 86,7 persen pada vaksinasi dosis pertama, 77,6 persen vaksin dosis kedua, dan 34,9 persen vaksin dosis ketiga. Sedangkan tempat teratas diduduki oleh Provinsi Bali yang menuntaskan 85,6 persen vaksinasi dosis pertama, 76,1 persen vaksinasi dosis kedua, dan 53,3 persen vaksinasi dosis ketiga.
Pada kasus yang terjadi di Sulawesi Selatan, terdapat sejumlah hambatan terkait aksesibilitas vaksinasi Covid-19 terhadap kelompok lansia. Hambatan pertama yang sering ditemui adalah tidak semua peserta memenuhi persyaratan medis vaksinasi Covid-19.
Kedua, kurangnya informasi tentang vaksinasi Covid-19, terutama bagi kelompok lansia yang bertempat tinggal di pedesaan. Ketiga, tidak semua kegiatan vaksinasi memberikan prioritas pada kelompok rentan.
Keempat, terdapat perbedaan bagaimana kelompok rentan, khususnya lansia dan penyandang disabilitas menjalani kehidupan mereka sehari-hari jika dibandingkan dengan masyarakat umum, seperti dukungan dari keluarga terdekat dalam melakukan aktivitas sehari-hari, tidak sering bepergian ke tempat umum.
Tak hanya masalah terkait akses, sejumlah tantangan yang berkontribusi terhadap vaksinasi Covid-19 di Sulawesi Selatan juga berhasil ditemukan.
Pertama kurangnya pemahaman akan penyakit Covid-19 dan vaksin Covid-19, terutama di pedesaan. Kedua, ketakutan dan miskonsepsi akan efek samping vaksin Covid-19. Ketiga, rendahnya persepsi kerentanan diri akan Covid-19 dimana masyarakat menganggap dirinya tidak akan mudah terinfeksi Covid-19 karena berbagi faktor yang diyakininya.
Terakhir, persepsi akan hambatan yang berasal dari dalam diri untuk menerima vaksin, seperti riwayat komorbiditas.