Komitmen AVO Menjaga Lingkungan
Laporan Minderoo Foundation tahun 2021 menunjukkan, industri kecantikan global menghasilkan 120 miliar sampah kemasan setiap tahunnya. 40 persen dari limbah tersebut tak dapat didaur ulang. Merespons hal tersebut, AVO mengintegrasikan konsep keberkelanjutan (sustainability) lewat gerakan green beauty dan blue beauty.
Aktivitas ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan dan kelangsungan lingkungan hidup di masa depan. Melalui berbagai program sustainability pada berbagai lini merek, AVO tak hanya memproduksi produk yang mempercantik tubuh, melainkan juga melestarikan keindahan lingkungan.
Di antara program tersebut yakni penggantian kemasan plastik gelembung (bubble wrap) dengan bungkus kertas dari sarang lebah (honeycomb paper wrap) agar lebih ramah lingkungan. Sementara itu, Avoskin menggelar Program Bring Back Bottle yang mengajak konsumen mengembalikan kemasan kosong produk secara daring dan luring, untuk kemudian didaur ulang.
Sejak September 2021 hingga Juli 2022, telah terkumpul lebih dari 4.500 kemasan Avoskin dalam program ini. Proses pengolahan ribuan kemasan kosong tersebut dibantu oleh beberapa komunitas pengelolaan sampah (waste management), seperti Waste4Change, Rapel_Id, dan Rekosistem.
Selain itu, Avoskin juga menanam 1.000 pohon mangrove di Teluk Benoa, Kabupaten Badung, Bali, serta 500 pohon alpukat di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Kemudian, dalam rangka memperingati World Oceans Day yang jatuh setiap 8 Juni, Avoskin merestorasi 100 terumbu karang di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Kemudian, dalam rangka World Cleanup Day, Avoskin turut menjaga ekosistem dengan membersihkan Sungai Cipaganti di Bandung, Jawa Barat. Jika sungai bersih, maka air yang mengalir menuju laut akan terbebas dari sampah.
Dari kegiatan ini, terkumpul 314,9 kilogram (kg) sampah. Rinciannya, sampah organik sebanyak 88 kg, sampah anorganik berupa plastik (polypropylene, multilayer pack) dan kain sebanyak 139,4 kg, serta sampah residu 7,5 kg.
Sampah yang telah terkumpul tidak dibuang begitu saja ke tempat pembuangan akhir (TPA), melainkan dikelola oleh Greeneration Foundation melalui Bening Saguling Foundation, untuk dipilah dan didaur ulang. Hanya sampah residu yang akan diserahkan ke TPA untuk dikelola.
Di sisi lain, Avoskin mengadopsi empat anak orang utan bernama Bumi, Jelapat, Taymur, dan AVO. Pengadopsian ini dilakukan untuk membantu fotosintesis flora di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyarumenteng, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Adopsi juga dilakukan oleh tim AVO dari lini merek Lacoco. Dua bayi bekantan bernama Chikita dan Hany diberikan perawatan intens dan rehabilitasi di Anjir Serapat Muara, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Setelah direhabilitasi, nantinya para bayi bekantan ini akan dikembalikan lagi ke habitatnya, sehingga populasi bekantan terjaga dan terselamatkan.
Di luar itu, Oasea yang juga menjadi salah satu lini merek AVO konsisten menggunakan bahan vegan yang ramah bagi ekosistem laut. Oasea menggunakan squalene dari buah zaitun untuk menggantikan squalene dari liver hiu.
Hal ini dilakukan karena untuk mendapatkan 1 ton squalene, dibutuhkan hingga 3.000 ekor hiu yang akan diekstrak livernya. Sesuai komitmen AVO, Oasea tidak menggunakan bahan yang diambil dari hasil tindak kekerasan terhadap hewan.