Instrumen Peningkatan Kesejahteraan Merata di Indonesia
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, angka ketimpangan pengeluaran yang digambarkan dengan rasio gini mengalami kenaikan dari 0,381 (2022) menjadi 0,388 (2023). Artinya, ketimpangan pengeluaran masyarakat Indonesia semakin melebar. Salah satu cara untuk mengatasi ketimpangan kesejahteraan adalah melalui impact investing.
Impact investing merupakan sebuah bentuk investasi yang dilakukan dengan tujuan menghasilkan keuntungan finansial sekaligus penciptaan dampak sosial dan lingkungan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Setidaknya ada empat sektor yang menawarkan peluang keuntungan sekaligus penciptaan dampak signifikan, yaitu sektor pertanian, pengolahan limbah, gender lens investment, dan digitalisasi UMKM.
Riset Amartha dan CELIOS yang berjudul Fintech Media Toolkit 2024 menyatakan, pemanfaatan layanan teknologi keuangan untuk menghimpun pendanaan investor berkontribusi positif terhadap akselerasi impact investing.
Pendanaan tersebut disalurkan dalam bentuk kredit usaha mikro. Dari Januari 2020 hingga September 2023, terdapat tren peningkatan volume pinjaman di Fintech P2P Lending yang mencapai Rp21 triliun.
Amartha yang menerapkan implementasi dari impact investing, bergerak di sektor pembiayaan berbasis gender lens investment. upaya tersebut tercermin dari penyaluran permodalan bagi perempuan pengusaha ultra mikro di perdesaan.
Hasil performa Amartha pada tahun 2022 telah menunjukkan peningkatan kesejahteraan pada segmen UMKM akar rumput yang dibuktikan dengan terciptanya lebih dari 156.000 lapangan kerja informal; peningkatan pendapatan mitra UMKM hingga 70 persen; serta peningkatan keterampilan di bidang pengelolaan usaha, keuangan, dan adopsi teknologi digital.
Berkaca dari besarnya potensi impact investing untuk mendukung ekonomi berkelanjutan, diperlukan kemitraan strategis antara perusahaan, lembaga, dan pemerintah dalam membangun ekosistem yang solid, agar impact investing semakin dapat memperluas dampaknya di Indonesia.
